Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten menyebut luas lahan persawahan yang gagal panen mencapai 454 hektar. Gagal panen terjadi akibat kekeringan karena musim kemarau yang cukup panjang.
"Semua tanaman padi yang gagal panen itu akibat kemarau yang menyebabkan terjadi kekeringan," kata Pelaksana Data Statistik Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak Supardi, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/0).
Meski terjadi gagal panen, ia menyatakan produksi pangan di Kabupaten Lebak sampai Agustus 2019 produksi beras mencapai 205.208 ton. Sementara konsumsi beras masyarakat Lebak, rata-rata 143.724 ton per tahun.
Dengan kondisi tersebut, menurut dia, produksi beras hingga Agustus 2019 surplus 109.393 ton atau mencukupi kebutuhan untuk sembilan bulan ke depan.
"Kami menjamin stok pangan masih melimpah," jelas dia.
(Baca: Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan, Stok Beras Dipastikan Aman)
Sapardi menjelaskan, kekeringan pada areal persawahan terjadi akibat kemarau panjang di Kabupaten Lebak. Namun, hal ini tak sampai menimbulkan ancaman krisis pangan.
Berdasarkan data Januari hingga Agustus 2019. angka tanam 56,68 persen dari lahan baku pertanian sawah seluas 41 ribu hektare.Selain itu juga pemerintah daerah mengoptimalkan gerakan pompanisasi di lahan-lahan yang terdapat sumber potensi air permukaan.
"Saya kira areal pesawahan yang gagal panen itu relatif kecil dibandingkan angka tanam, bahkan awal Oktober 2019 juga ada gerakan tanam," kata dia.
Ia mengatakan, tanaman pangan yang gagal panen berusia antara 30 hingga 40 hari. Kebanyakan areal persawahan itu di Kecamatan Wanasalam dan Malingping karena tidak terdapat pasokan air dari saluran irigasi.
(Baca: Bulog Tak Akan Impor Beras Meski Kemarau Melanda)
Oleh karena itu, pemerintah diharapkan ke depan merealisasikan perbaikan maupun pembangunan irigasi. Pasalnya, kondisi jaringan irigasi yang ada sudah tidak berfungsi optimal.
Mulyadi, seorang petani warga Desa Bejod Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengaku bahwa tanaman padi miliknya seluas dua hektare gagal panen akibat kemarau panjang itu.
Tanaman padi miliknya, lanjut dia, memasuki usia tanam 70 hari saat mengalami kekeringan hingga batang tanaman mati.
"Saya mengalami kerugian akibat gagal panen sebesar Rp 20 juta," ujarnya.