Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan, Stok Beras Dipastikan Aman
Pemerintah menyebutkan stok beras tetap terjaga meskipun masih terjadi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Amran mengungkapkan, stok beras saat ini berkisar antara 2,4-2,5 juta ton. "Posisi aman terutama beras, stoknya lebih dari cukup," kata dia usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (18/9).
Menurutnya, produksi beras tetap baik meskipun saat ini terjadi kekeringan akibat musim kemarau yang panjang. Hal ini lantaran adanya infrastruktur yang mendukung kenaikan kuantitas produksi beras.
Bahkan, Amran menyebutkan ada pasokan beras yang tidak tertampung di gudang lantaran ada beberapa daerah yang masih panen seperti Papua, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur. Oleh karena itu, ia meminta Perum Bulog untuk menyewakan gudang.
(Baca: Bulog Tak Akan Impor Beras Meski Kemarau Melanda)
Senada, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, stok beras saat ini mencapai 2,6 juta ton. "Aman untuk hadapi cuaca seperti ini," ujar dia.
Bila tidak terdapat panen, ia memperhitungkan penyaluran beras hanya sebesar 1 juta ton hingga akhir tahun. Dengan demikian, stok beras hingga akhir 2019 diperkirakan mencapai 2 juta ton.
Sementara untuk kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Riau, ia mengatakan tidak ada pengaruh terhadap pengadaan beras.
Sebagai informasi, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog minimal harus mencapai 1,5 juta ton. Namun, stok saat ini sudah melebihi ketentuan minimum CBP.
Di sisi lain, ia mengatakan masih ada stok beras impor pada tahun lalu. Kualitas beras impor dinilai tetap terjaga lantaran adanya teknologi penyimpanan cocoon. "Jadi beras lokal mencukupi," ujar dia.
(Baca: Gunakan Teknologi Cocoon, Bulog Bisa Simpan Beras Berbulan-bulan)