Indonesia dan Malaysia Punya Strategi Sama Perkuat Ketahanan Pangan

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Petani membajak sawah di area persawahan Kretek, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (16/3).
30/10/2017, 19.03 WIB

Pemerintah Indonesia dan Malaysia sama-sama tengah berfokus meningkatkan ketahanan pangan, di antaranya melalui pemberian berbagai insentif bagi petani. Tujuannya agar produksi pangan meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, ketahanan pangan merupakan salah satu tujuan prioritas pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Maka itu, pemerintah memberikan subsidi pupuk, meningkatkan infrastruktur pertanian, dan digitalisasi harga. Selain itu, meningkatkan anggaran untuk diversifikasi pangan. (Baca juga: Pemerintah Tetapkan Bunga Kredit Rakyat Turun Jadi 7% pada 2018)

"Ini program ketahanan pangan di Indonesia dalam tiga tahun," kata Sri Mulyani saat acara Asia-Pasific Food Forum bertema 'Food, International Trade and Changing Global Economy: New Directions for Asia dan the Pasific' di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (30/10). Adapun di hulu, program ketahanan pangan bukan hanya melibatkan Kementerian Pertanian, tapi juga Kementerian Kesehatan.

Pemerintah berharap, dengan jalan ini, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian juga membesar. Menurut Sri Mulyani, sekitar 91,8% penduduk Indonesia masih bekerja di sektor ini. Namun, kontribusinya ke Produk Domestik Bruto (PDB) terus turun hingga di bawah 13%.

Adapun untuk menjaga harga pangan terjangkau, pemerintah fokus membangun infrastruktur di tiap daerah. Harapannya, distribusi pangan menjadi lebih lancar sehingga tidak ada komoditas yang mahal di wilayah tertentu namun murah di daerah lainnya. (Baca juga: Kebijakan HET Pemerintah Dinilai Tidak Komprehensif)

Sri Mulyani mengklaim langkah-langkah yang dilakukan pemerintah sudah memberikan dampak positif pada ketahanan pangan nasional. Hal tersebut tercermin dari peringkat Global Food Sustainability Index Indonesia yang naik sangat signifikan dari peringkat 71 pada 2016 menjadi peringkat 21 di tahun ini.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Seri S. Subramaniam mengatakan, Malaysia juga melakukan hal yang hampir serupa dengan Indonesia. Insentif untuk ketahanan pangan diberikan melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian. "Tujuannya, agar masyarakat termiskin pun bisa akses pangan bergizi sehingga bisa terbebas dari beban malnutrisi," kata dia.

Berdasarkan pengalamannya, banyak negara gagal mencapai ketahanan pangan karena kurangnya sinergi antar kementerian dan lembaga. "Ada yang mengelola sistem pangan untuk agenda ekonomi, tapi gagal atasi masalah nutrisi," ucapnya.