Sriwijaya-Garuda Pecah Kongsi, Menhub: Harga Tiket Bisa Bersaing

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Ilustrasi. Grup Sriwijaya Air dan Grup Garuda Indonesia resmi mengakhiri kerja sama antara kedua maskapai.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
25/11/2019, 14.11 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai berakhirnya kerja sama antara Grup Sriwijaya Air dan Grup Garuda Indonesia dapat berdampak positif bagi persaingan usaha industri penerbangan. Pecah kongsi kedua maskapai ini pun dinilai tak akan mengganggu operasional Sriwijaya Air. 

"Pemisahan Garuda dan Sriwijaya lebih positif, artinya terjadi persaingan harga yang baik," kata Budi Karya dalam rapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/11).

Selain harga tiket yang lebih bersaing, pihaknya juga lebih mudah melakukan pemeriksaan terhadap maskapai jika terjadi masalah.  "Katakan kalau Sriwijaya ada masalah, maka Sriwijaya yang kami periksa. Tidak berkait Garuda," katanya

Kementerian Perhubungan telah melakukan uji kelayakan terhadap jajaran direksi Sriwijaya Air, terutama untuk posisi direktur operasional. Budi memastikan jajaran manajemen Sriwijaya Air saat ini profesional. 

(Baca: Kementerian BUMN: Sriwijaya Air Harus Restrukturisasi dan Bayar Utang)

Sementara terkait pemeliharaan pesawat atau maintanance dan ground handling, Kementerian Perhubungan telah memastikan kedua kegiatan tersebut dapat dilakukan Sriwijaya Air. "Sudah diklarifikasi dan  kami menyaksikan kinerjanya. Sriwijaya dapat melakukan kegiatan tersebut," kata dia. 

Di sisi lain, Kementerian Perhubungan masih menagih laporan keuangan terbaru Sriwijaya Air untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. "Sriwijaya belum menyampaikan laporan keuangan akhir tahun lalu," kata dia. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin