Esok, Sriwijaya Air Terbang Perdana dari Terminal Baru Kuabang Kao

123rf
riwijaya Air akan menjadi maskapai pertama yang beroperasi di Terminal Baru Bandar Udara Kuabang Kao, Desa Jati, Kecamatan Halmahera Utara, Maluku Utara.
Editor: Sorta Tobing
22/5/2019, 11.45 WIB

Terminal Baru Bandar Udara Kuabang Kao yang terletak di Desa Jati, Kecamatan Halmahera Utara, Maluku Utara, mulai beroperasi esok hari, Kamis, 23 Mei 2019. Nantinya, Sriwijaya Air akan menjadi maskapai pertama yang beroperasi di terminal itu.

Sriwijaya Air akan melayani rute perdana Makassar-Kao (Pulang-Pergi/ PP) dengan jadwal penerbangan sebanyak tiga kali seminggu, yaitu Selasa, Kamis, dan Minggu. Penerbangan ini menggunakan pesawat jenis Boeing 737-500 W.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti mengatakan, dengan adanya terminal baru ini harapannya terjadi peningkatan pelayanan penumpang dari dan menuju Halmahera Utara. "Agar bandara bisa memberi manfaat lebih bagi calon pengguna jasa angkutan udara di daerah Maluku Utara," ujarnya, pada siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Rabu (22/5).

Pemerintah juga berharap terminal baru itu bisa meningkatkan perkembangan sektor pariwisata dan menjadi penggerak ekonomi daerah. Polana meminta kepada Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), maskapai, dan stakeholder penerbangan terkait tetap memprioritaskan keselamatan, keamanan dan pelayanan dalam pengoperasian terminal baru itu.

(Baca: Penurunan Harga Tiket Pesawat, Mayoritas Maskapai Memakai Batas Atas)

Terminal baru Bandara Kuabang Kao memiliki luas 3.500 meter persegi. Bandaranya memiliki panjang landasan pacu (runway) 2.400 meter x 30 meter, landasan hubung (taxiway) 100 meter x 23 meter, landasan parkir (apron) 157 meter x 72 meter yang mampu menampung sebanyak 3 pesawat jenis ATR dan 1 pesawat boeing.

Saat ini Bandar Udara Kuabang Kao hanya melayani penerbangan maskapai Wings Air jenis pesawat ATR 72 dengan rute Manado–Kao (PP) dengan jadwal penerbangan setiap hari.

Bandar Udara Kuabang Kao merupakan salah satu bandara representatif dan seringkali dijadikan sebagai salah satu alternatif jika Gunung Gamalama Ternate erupsi, maka seluruh aktivitas penerbangan dialihkan ke bandara tersebut.

Reporter: Fariha Sulmaihati