Tambal-Sulam Rute Penerbangan Garuda di 2018

Arief Kamaludin|KATADATA
4/5/2018, 06.00 WIB

Maskapai Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menambah rute internasional pada tahun ini. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengatakan paling tidak ada tiga rute internasional baru yang dibidik.

Salah satu rute yang sedang dikaji adalah Jakarta – Manila, Filipina. Manajemen juga mempertimbangkan untuk membuka akses ke negara Asia Tenggara lainnya, atau penerbangan yang ditempuh tiga hingga enam jam. “Kemungkinan ada tambahan dua atau tiga rute,” kata Pahala di Jakarta, Kamis (3/5).

Sedangkan untuk tambahan rute domestik, Garuda telah membuka penerbangan Makassar - Selayar pada bulan lalu. Salah satu tujuan potensial yang juga bisa diterbangi Garuda adalah Kotabaru di Kalimantan Selatan. (Baca juga: GMF Berencana Kembangkan Fasilitas Perawatan Pesawat di Papua)

Selain rencana penambahan rute, Garuda juga memangkas beberapa penerbangan. Bulan lalu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Garuda mengkaji ulang rute yang dianggap tidak memberi keuntungan. Pahala mengatakan evaluasi dilakukan pada beberapa rute, salah satunya jalur Medan - Singapura serta Medan - Makassar yang akhirnya ditutup. Selain itu, Garuda telah memangkas tempat transit untuk rute Jakarta – London.

(Lihat pula: Garuda Targetkan Transaksi Rp 531 Miliar dari GATF 2018).

Mantan Direktur Keuangan Bank Mandiri tersebut juga menutup pintu penerbangan Garuda ke Amerika Serikat tahun ini. Hal tersebut lantaran Garuda masih menunggu izin dari Kementerian Perhubungan Amerika. Selain itu, dia menanti negara transit yang memperbolehkan penumpangnya diangkut oleh Garuda. “Selain kesiapan market (Indonesia ke AS),” kata Pahala.

(Baca juga: Pendapatan Naik, Kerugian Garuda Kuartal I Susut Jadi Rp 896 Miliar).

Soal rute Jakarta - London Garuda tersebut sempat disinggung mendatangkan kerugian oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Oktober lalu. Sebelumnya, rute ini melintasi Jakarta - Singapura - London. Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS I) 2017, pada Maret 2016 hingga Juli 2016 rute ini malah memberi kerugian US$ 16,4 juta atau terbesar dari 28 rute penerbangan internasional yang belum memberikan keuntungan bagi perusahaan.