Sistem Izin Online OSS Dorong Investasi di Batam dan Danau Toba

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Air Terjun Sipiso-Piso dengan ketinggian 120 meter berada di kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara.
Penulis: Michael Reily
Editor: Sorta Tobing
7/5/2019, 17.48 WIB

Kementerian Pariwisata menilai aplikasi Online Single Submission (OSS) memudahkan investor pariwisata untuk melakukan ativitas bisnis di Indonesia. Batam dan Danau Toba jadi dua lokasi yang menjadi incaran penanam modal.

Asisten Deputi Investasi Kementerian Pariwisata Hengki Manurung mengatakan, OSS membuat pelaku usaha tidak lagi kesulitan dalam mengurus izin usaha. Pada Januari 2019, 10 ribu pelaku usaha bidang pariwisata sudah muncul dari 200 ribu Nomor Induk Berusaha yang terdaftar dalam OSS.

Hengki berharap pelaku usaha bisa melakukan pengembangan untuk menarik wisatawan serta mendorong kualitas produk Usaha Kecil Menengah (UKM). "Salah satunya, Batam yang ditetapkan sebagai pintu gerbang guna meraup 2,5 juta wisatawan," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (7/5).

(Baca: BKPM Optimistis Investasi Sektor Pariwisata Naik di 2019)

Penggunaan teknologi OSS yang dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal membuat penerbitan izin usaha menjadi lebih cepat. Selain itu, izin operasional komersial juga langsung terurus. Hal ini berdampak positif terhadap perekonomian daerah.

Menurut dia, investasi di Batam bakal menjadi salah satu jalur cepat sebagai penghubung untuk meningkatkan jumlah pengunjung asing. "Tahun 2005 masih banyak tanah lapang, sekarang banyak berdiri hotel megah, sisi infrastruktur juga semakin mapan,” ujar Hengki.

Selain itu, Danau Toba yang menjadi salah satu destinasi prioritas 10 Bali baru juga memiliki wilayah khusus untuk investasi, yaitu Danau Aek Natonang di Pulau Samosir seluas 65 hektare. Kementerian Pariwisata menargetkan satu juta wisatawan mancanegara datang ke Danau Toba pada tahun ini.

(Baca: Lanjutan OSS, BKPM Akan Luncurkan Sistem Komunikasi Antarlembaga)

Kementerian Pariwisata menyebut, ada dua calon investor yang menunjukkan ketertarikannya dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Samosir, yakni PT. Sekarmas Nusantara yang merupakan pemilik dan pengelola Merapi Park, Yogyakarta, serta PT. Artha Prakarana dari Jakarta.

Menurut Leo Rustandi, Direktur Utama PT. Artha Prakarana, kawasan Danau Aek Natonang memerlukan pengembangan atraksi untuk menarik minat wisatawan di Kabupaten Samosir. "Tempatnya bagus, tinggal dipikirkan atraksi apa yang cocok untuk mendatangkan orang lebih banyak, sambil mengembangkan PAD-nya," kata Leo.

Dia menyebutkan, peningkatan hotel sebagai penginapan serta promosi bidang kesenian menjadi salah satu kunci pariwisata. Kedua hal ini bakal mendatangkan lebih banyak wisatawan, tetapi rencananya harus matang.

(Baca: Indonesia Urutan 10 Tujuan Wisata Favorit Turis Asia Pasifik)

Pemilik sekaligus pengelola Merapi Park Yogyakarta, Bambang Utomo, juga mengatakan sektor pariwisata Pulau Samosir masih berpotensi besar untuk dikembangkan. "Peluangnya besar karena Danau Toba sangat eksotik, banyak hamparan lansekap indah tapi belum ada pengembangan," ujar Bambang.

Wakil Bupati Kabupaten Samosir Juang Sinaga memastikan pemerintah setempat akan menyambut baik kehadiran investor sebagai upaya memajukan pariwisata Danau Toba. Namun, investor harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan menjaga muatan lokal.

(Baca: Pemerintah Target Wisata Gastronomi Indonesia Masuk Tiga Besar Dunia)

Reporter: Michael Reily