PT Pos Perkuat Layanan Digital, Pengiriman Paket Naik 61% saat Pandemi

ANTARA FOTO/Maulana Surya/hp.
Karyawan Kantor Pos Indonesia Solo memakai Alat Pelindung Diri (APD) jenis Face Shield atau pelindung wajah saat melayani pelanggan di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/4/2020).
Penulis: Ekarina
9/9/2020, 18.45 WIB

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang logistik, PT Pos Indonesia merayakan ulang tahun yang ke-247 tahun di tengah pandemi Covid-19. Guna memperkuat posisi perseroan di bidang logistik, Pos Indonesia melakukan transformasi digital.

Kebutuhan adopsi transformasi digital semakin kuat dengan adanya kebiasaan masyarakat yang berubah setelah pandemi. Masyarakat kini menjadi kian lekat dengan perangkat digital, termasuk dalam layanan logistik. Direktur Komersial PT Pos Indonesia Charles Sitorus mengatakan, selama pandemi pengiriman paket perusahaan tumbuh 61%.

"Ada indikasi pola hidup digital akan terus melekat. Estimasi ini membuat kami menyiapkan diri agar bisa memberikan layanan terbaik dengan harga murah dan cepat sebagai bagian dari kompetisi," kata Charles dalam webinar 274 Tahun PT Pos Indonesia: How Digital Are You?,  yang diadakan Katadata, Rabu (9/9). 

Salah satu bentuk transformasi digital PT Pos Indonesia yakni meluncurkan aplikasi digital bernama QPosinAja. Menurut Charles, layanan digital ini merupakan one stop courier mobile app lantaran mampu menghadirkan fitur layanan dan pengantaran dalam  satu aplikasi. 

Layanan ini antara lain mencakup penjemputan paket di lokasi pemesan, pengantaran, sistem pemesanan online, fitur pelacakan pemesanan dan cek tarif untuk membantu pengguna mengestimasikan biaya.

"Pelanggan yang ingin mengirim barang tak perlu lagi datang ke kantor pos tapi cukup  minta dijemput di rumah dan barang akan diambi," kata Charles. 

Pada fitur baru ini, PT Pos Indonesia juga menawarkan layanan cash on delivery (COD) yang memungkinkan pengguna membayar paket ketika barang diterima. “Selama 247 tahun berdiri, aplikasi ini akan menjadi wajah baru Pos Indonesia yang kini sudah ada dalam genggaman,” ujar Charles. 

Kendati banyak pemain di bisnis logistik dan jasa antar, dia optimistis layananannya berbeda dengan kompetitor. Sebab, QPosinAja memiliki sistem on demand, yang mana memungkinkan kurir cepat menjemput barang dan mengantarkannya ke tempat tujuan.

Selain itu, sistem COD juga dapat dibayarkan lewat fitur Pos Giro Mobile. Melalui aplikasi ini, pengguna juga bisa membayar berbagai tagihan, mengirim uang lewat layanan weselpos instan, dan mengelola keuangan.

Pada 2019, Pos Indonesia  juga meluncurkan layanan Q9. Seiring beberapa pembaruan, Q9 lantas berubah nama menjadi Q9 Plus Same Day Service, layanan pengiriman barang dengan waktu pengiriman hanya 3 jam dari yang sebelumnya 9 jam. 

"Ini hal baru, kami hanya melayani ini dalam waktu 3 jam dengan city courier, digital menjadi kunci" katanya. 

Layanan Q9 Sameday Service bisa dijumpai di loket Kantor pos, agen pos maupun layanan jemput. Fitur juga telah dilengkapi dengan layanan lacak status, melalui web resmi Pos Indonesia. Saat ini, perushaaan tercatat telah memiliki 4.500 kantor fisik di seluruh Indonesia. 

Menurutnya, implementasi teknologi digital pada layanan Pos Indonesia direspons positif oleh penggunanya. Dalam setahun sejak Q9 diluncurkan, terdapat kenaikan item barang yang terkirim dan diterima oleh Pos Indonesia sebsar 48%. Hal ini dikarenakan kebutuhan konsumen yang menginginkan layanan ekspedisi cepat dan murah.

“Respons masyarakat ternyata positif. Ternyata paket dapat dikirim cepat, makanya layanan Q9 naik 48% dan Qcomm(layanan pengiriman barang penjual) naik sampai 50%," ujar Charles.

Adapun ke depan,  pihaknya akan mengarahkan kerja sama dengan e-commerce  maupun yang berbinis melalui sosial media. 

Sedangkan untuk menjangkau milenial, Pos Indonesia juga berencana lebih aktif mempromosikan brandnya melalui media sosial, termasuk menggunakan jasa influencer.  

"Kami memang harus datang ke screen milenial. Sebab banyak anak sekarang belum mengenal Pos Indonesia. Tapi dengan aplikasi ini,  kami akan menggunakan semua sumber daya untuk hadir di segmen ini," katanya.

Bisnis Pengiriman Selama Pandemi

Selama masa pandemi, pembatasan pergerakkan orang ikut menggeliatkan belanja online. Ini turut meningkatkan kebutuhan layanan jasa  sektor logistik.

CEO J&T Ekspress Robin Lo mengatakan, perusahaan mencatat kenaikan pengiriman barang sejak wabah virus corona merebak. Saat ini, 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce.

Sedangkan COO Paxel Zaldy Ilham Masita menjelaskan perusahaan mencatatkan kenaikan pengiriman makanan dan bahan makanan segar hingga mencapai 80% dalam 10 hari terakhir.

Mayoritas kliennya merupakan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM serta pedagang di pasar. Selain itu, terdapat pula e-commerce.

Tren perubahan belanja daring masyarakat selama wabah Covid-19 digambarkan dalam databoks berikut: 

 Reporter/Penyumbang Bahan: Agatha Lintang (Magang)