Startup Sayurbox melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjelang Lebaran. Namun jumlah pegawai yang terkena dampak tidak disebutkan.
Co-Founder sekaligus CEO Sayurbox Amanda Susanti menjelaskan, lini bisnis B2B atau Business to Business tumbuh kuat. Namun pasar segmen B2C atau Business to Consumers tidak tumbuh seperti yang diperkirakan selama pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, startup Sayurbox menggabungkan beberapa gudang B2C, mengonsolidasikan layanan pengiriman instan menjadi pengiriman pada hari yang sama (same day).
Hal itu bertujuan meningkatkan efisiensi operasional.
Perusahaan merestrukturisasi tim ke saluran penjualan lain. Langkah ini membuat Sayurbox terpaksa melepas beberapa anggota di tim B2C.
Manajemen mengucapkan terima kasih yang tulus atas kerja keras pegawai yang terkena dampak.
"Keputusan ini tidak diambil dengan mudah, tetapi diperlukan untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang" kata Amanda dalam keterangan tertulis, Jumat (14/4).
Perusahaan berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan kepada pihak-pihak yang terkena dampak dari PHK, termasuk:
- Paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Akses ke platform pencarian pekerjaan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki lowongan
- Akses ke 'Sayur Alumni Support' yang memungkinkan karyawan mengirimkan CV untuk memudian diberikan kepada potensial employers seperti investor, mitra, dan agen rekrutmen
Amanda menegaksna bisnis dan layanan B2B dan B2C masih berjalan seperti biasa dan akan terus melayani pelanggan, baik untuk layanan next day dan same day untuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) dan Surabaya.
Sayurbox sebelumnya menutup beberapa gudang, termasuk di Karawaci dan Cibubur. PHK menjelang Lebaran kali ini melanjutkan langkah efisiensi terhadap 5% pegawai pada Desember 2022.