JD.ID Tutup, Berikut Peta Persaingan Shopee, Tokopedia, Lazada, TikTok

Tokopedia, Lazada, Shopee, TikTok, JD.ID, Bukalapak, Katadata/Desy Setyowati
Tokopedia, Lazada, Shopee, TikTok, JD.ID, Bukalapak
Penulis: Lenny Septiani
2/2/2023, 13.59 WIB

JD.ID tutup operasional pada 31 Maret dan menyetop penerimaan pesanan pada 15 Februari. Bagaimana peta persaingan TikTok Shop dengan e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak?

Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, social commerce seperti TikTok Shop tren sejak beberapa tahun lalu.

Laporan McKinsey pada 2018 menunjukkan, hampir 40% dari 30 juta pembeli menggunakan platform social commerce. “Tren ini terus meningkat dan dengan popularitas TikTok,” kata Edward kepada Katadata.co.id, Rabu (1/2).

TikTok Shop hadir di Indonesia pada April 2021.

Laporan Google, Bain dan Temasek pada 2022 pun menyebutkan, fase penemuan produk dan jasa di media sosial khususnya yang berbais video seperti TikTok mencapai 21%.

“Padahal 2020 baru 7%,” ujar Edward. “Ini termasuk karena meningkatnya pengguna millenial dan gen Z.”

Ia menilai social commerce seperti TikTok memiliki segmen pasar berbeda dengan e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Tetapi, “dengan inovasi tertentu bisa saja segmen pasar akan overlap atau tumpang tindih,” kata Edward.

Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro sepakat bahwa target pasar e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee berbeda dengan social commerce seperti TikTok.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa TikTok mengubah kebiasaan belanja konsumen. “Banyak yang menyukai berbelanja di fitur live streaming alias live shopping,” kata Eddi kepada Katadata.co.id.

Peluang TikTok di Indonesia

Transaksi TikTok Shop di Asia Tenggara diperkirakan US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 66,7 triliun pada 2021, menurut dua sumber The Information.

“Pengeluaran konsumen (TikTok Shop) di Asia Tenggara naik lebih dari empat kali lipat. GMV menjadi US$ 4,4 miliar,” kata dua sumber The Information, bulan lalu (9/1).

Transaksi itu jauh di bawah Shopee dan Lazada di Asia Tenggara pada 2021. Nilainya bahkan di bawah Tokopedia yang hanya beroperasi di Indonesia.

Di Asia Tenggara, live streaming TikTok juga kalah dibandingkan Shopee. Rinciannya sebagai berikut:

Namun di Indonesia, TikTok Shop memimpin pasar live shopping. Rinciannya sebagai berikut:

  1. TikTok (27,5%)
  2. Shopee (26,5%)
  3. Lazada (20,1%)
  4. Instagram (12,2%)
  5. Facebook (10,1%)
  6. YouTube (3,7%)
TikTok Shop (Skill Akademi by Ruangguru)

Laporan Ninja Xpress menunjukkan, nilai transaksi (GMV) TikTok meningkat hingga 411%. Pesanan di TikTok Shop naik hingga 564,1% dibandingkan periode sebelumnya.

TikTok Shop menjadi tren karena masyarakat Indonesia semakin menyukai konten video. Ini berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Ada kecenderungan kenaikan yang signifikan pada penggunaan sosial media berbasis video yaitu TikTok,” demikian dikutip dari laporan Literasi Digital Indonesia 2022 yang diluncurkan di Jakarta, Rabu (1/2).

Penggunaan TikTok di Indonesia pun melonjak. Rinciannya sebagai berikut:

Media sosial yang digunakan oleh penduduk di Indonesia pada 2022 (Laporan Literasi Digital Indonesia 2022)

JD.ID Tutup di Indonesia

JD.ID tutup operasional pada 31 Maret. "Dengan sangat menyesal kami mengumumkan bahwa JD.ID akan setop menerima pesanan sejak 15 Februari," kata JD.ID dalam laman resmi, Senin (30/1).

Perusahaan logistik yang berafiliasi dengan JD.ID yakni JDL Express juga lebih dulu menutup layanan pada 22 Januari. Selain itu, sudah menghentikan pendaftaran pengguna baru sejak 1 Januari.

JD.ID sudah melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK dua kali yakni pada Mei dan Desember 2022. Jumlah pegawai yang dipecat pada Mei 2022 tidak disebutkan.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara menyampaikan, JD.ID tutup merupakan keputusan strategis dari JD.Com.

Kunjungan ke situs JD.com di Cina 161,8 juta, sementara JD.ID di Indonesia hanya 1,6 juta per Desember 2022.

PERLUAS TARGET KONSUMEN PLATFORM DIGITAL (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.)

Pendapatan dan nilai transaksi JD.id di Indonesia tidak diketahui.

Namun pendapatan bersih JD.Com pada kuartal III 2022 RMB 243,5 miliar atau US$ 34,2 miliar (sekitar Rp 212,7 triliun). Nilainya meningkat 11,4% dibandingkan kuartal III 2021 atau year on year (yoy). 

Pertumbuhan pendapatan JD.Com itu lebih tinggi ketimbang Alibaba Group Holding 3%. Namun lebih rendah dibandingkan Pinduoduo 65%. 

Kinerja Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak

Di Indonesia, Shopee memimpin kunjungan ke situs website maupun aplikasi.

Total pesanan bruto atau GMV Shopee secara global naik 19,2% yoy menjadi dua miliar secara volume per kuartal III 2022. Sedangkan dari sisi nilai, meningkat 13,5% yoy menjadi US$ 19,1 miliar.

Sedangkan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mencatatkan peningkatan nilai transaksi alias gross transaction value (GTV) 33% yoy menjadi Rp 161 triliun pada kuartal III 2022. Kerugian EBITDA susut 11% menjadi Rp 3,7 triliun.

Khusus divisi e-commerce atau Tokopedia, GTV naik 15% yoy menjadi Rp 69,9 triliun.

Sedangkan GMV Lazada US$ 21 miliar atau sekitar Rp 302 triliun per September 2021. Jumlah konsumen aktif tahunan naik 1,8 kali lipat menjadi 130 juta.

Kemudian Blibli mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih 98% menjadi Rp 10,5 triliun pada kuartal III 2022. Total processing value (TPV) naik 105% menjadi Rp 40,6 triliun.

Lalu Bukalapak membukukan TPV naik 32% menjadi Rp 41,3 triliun. Sedangkan pendapatan bersih meningkat 92% menjadi Rp 2,58 triliun.

Perbandingan jumlah kunjungan ke situs web Shopee, Tokopedia hingga Lazada dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:

Reporter: Lenny Septiani