YouTube baru saja merilis program affiliate miliknya bernama YouTube Shopping. Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, menilai YouTube bakal bersaing dengan program affiliate di platform e-commerce lain seperti Shopee dan TikTok-Tokopedia, meski masih terlambat masuk ke lini live shopping.
“Kami masih melihat peluang YouTube untuk bersaing dengan TikTok-Tokopedia dan Shopee cukup terbuka, bahkan sangat terbuka,” ujarnya pada Katadata, Kamis (19/9).
Ia mencatat, pengguna YouTube adalah yang terbesar dibanding media sosial lainnya, jumlahnya 1,5 kali lipat dibanding TikTok. Orang cenderung lebih banyak menonton YouTube daripada TikTok, sehingga daya jangkau konten YouTube lebih luas. Hal ini membuat YouTube lebih menarik bagi perusahaan untuk mengiklankan produknya.
Konten YouTube juga punya durasi yang lebih panjang, sehingga bisa memberi ulasan lebih detail. Menurut Nailul, hal ini bisa mempermudah pengguna YouTube yang bisa langsung berbelanja sembari menonton.
“Namun, kelemahan YouTube mungkin live-shopping-nya masih tertinggal dibanding Shopee maupun TikTok-Tokopedia. Cukup terlambat untuk masuk ke live shopping, tapi untuk affiliator produk, saya rasa YouTube punya peluang besar untuk bersaing,” kata Nailul.
Di sisi lain, Nailul tidak menilai bahwa langkah peluncuran program affiliate YouTube Shopping ini terlambat. Sebab, menurutnya seorang affiliator bisa punya platform mencari komisi yang banyak, tidak hanya satu. Dengan jumlah pengguna aktif yang besar, ia optimistis affiliator mendapat keuntungan dari program ini.
“Selain itu, saya lihat link produk juga diarahkan ke Shopee, jadi ini nampaknya menarik karena Shopee berhasil gandeng media sosial besar yaitu Youtube untuk bisa bersaing dengan TikTok-Tokopedia,” katanya.
Program YouTube Shopping sendiri perdana hadir di ASEAN lewat Indonesia. Di tahap awal, YouTube bermitra dengan Shopee. Sebelumnya, program ini sudah diterima pengguna Amerika Serikat dan Korea Selatan. Dalam beberapa minggu ke depan, Vietnam dan Thailand turut akan mendapat fitur baru ini.
Kreator konten bisa mendapat pemasukan tambahan dengan YouTube Shopping dengan menautkan produk yang disematkan di video YouTube mereka. Bila ada produk terjual dari tautan itu, kreator mendapat komisi.
“Ini jadi win-win solution. Konten kreator mendapat uang dari penjualan produk dan mendapat jangkauan lebih luas di pasar, berpotensi menambah pendapatan adsense serta berpeluang mendapat kesepakatan dari brand,” ujar General Manager dan Vice President Shopping, YouTube, Travis Katz, secara virtual dalam acara peluncuran YouTube Shopping di Indonesia, Jakarta, Selasa, (17/9).
Fitur ini berlaku di semua format video YouTube, mulai dari YouTube Shorts dan video panjang biasa. Kreator konten juga bisa memunculkan tautan produk sesuai pada waktu produk tampil dalam video. Nantinya penonton bakal langsung dialihkan ke Shopee sebagai platform rekanan YouTube Shopping.
“YouTube Shopping bakal tersedia bagi seluruh kreator YouTube yang memenuhi syarat Program Partner YouTube alias YPP. Ini menjadi dasar kami paham kreator mana yang konsisten, berinteraksi dengan penonton, dan bertanggungjawab sehingga bisa memonetisasi videonya,” kata Regional Director Asia Pacific YouTube, Ajay Vidyasagar dalam kesempatan serupa.
Salah satu syaratnya adalah minimal subscriber 10 ribu. Kemudian akun yang didaftarkan bukan channel musik atau terkait mitra musik: label, distributor, atau penerbit.