Bukalapak mengumumkan akan menutup sejumlah lini usaha dan anak usaha yang dinilai tidak lagi memberikan kontribusi positif terhadap profitabilitas perusahaan. Bagaimana kinerja bisnis e-commerce ini?
“BUKA telah melakukan berbagai upaya terbaik namun kerugian dan tantangan industri yang dialami oleh masing-masing segmen usaha dan/atau anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen BUKA untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu,” kata CEO Bukalapak Willix Halim dalam siaran pers, Rabu (30/10).
Perusahaan memutuskan untuk berfokus pada bisnis inti sebagai berikut:
- Mitra Bukalapak: Agen bisnis seperti warung yang akan mendapatkan pasokan dengan harga grosir, serta berbabagai produk digital seperti pulsa dan token listrik
- Gaming investment: penjualan voucer gim dan produk gaming lainnya. Bukalapak bekerja sama dengan marketplace Itemku.
- Sejumlah layanan di retail
Akan tetapi, Bukalapak tidak memerinci layanan apa saja yang akan dipertahankan di lini bisnis retail atau e-commerce. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, e-commerce Bukalapak masih aktif, meski tidak ada kategori produk fashion.
Berikut kinerja keuangan Bukalapak selama kuartal III atau Juli - September:
- Pendapatan: turun 15% secara tahunan atau year on year (yoy) dan 21% antar-kuartal alias quarter to quarter (qtq) menjadi Rp 987 miliar
- Rugi selama periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk: turun 23,04% yoy menjadi Rp 545,97 miliar
- Rugi usaha: naik 2,11% yoy dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp 1,32 triliun
- Total Payment Volume atau TPV: Rp 41,08 triliun, dengan rincian sebagai berikut:
- Mitra Bukalapak: turun 6% yoy menjadi Rp 18,4 triliun
- E-commerce Bukalapak dan Itemku: naik 5% menjadi Rp 22,6 triliun
- Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan: naik 76% yoy menjadi negatif Rp 168 miliar
- Take rate: turun dari 2,82% pada kuartal III 2023 menjadi 2,40% pada kuartal III tahun ini
- Margin kontribusi keseluruhan: turun 67% yoy menjadi Rp 61 miliar