Perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) investasi pertanian digital Angon Indonesia atau Angon.id diduga melakukan penipuan dan kecurangan (fraud) terhadap para investornya. Fintech ini merupakan hasil inkubasi program Indigo Creative Nation milik Telkom yang berada di bawah naungan Jogja Digital Valley.
Menanggapi dugaan tersebut, Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing mendorong kepada para investor yang merasa dirugikan untuk segera melapor ke pihak berwajib. “Kami sangat mendorong masyarakat yang menjadi korban fraud untuk melapor ke polisi apabila diduga terjadi tindak pidana di sana,” kata dia kepada katadata.co.id, Selasa (26/3).
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengawas lembaga keuangan menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak terdaftar di lembaganya. Alhasil, pihaknya tidak bisa menindaklanjuti dugaan tersebut kepada manajemen fintech yang tergolong ilegal tersebut.
(Baca: Satgas Waspada Investasi Blokir 446 Fintech dan Entitas Ilegal)
Angon.id beroperasi sejak Oktober 2016. Lewat aplikasi yang dikembangkan perusahaan tersebut, masyarakat bisa menanamkan uang untuk modal bagi peternak. Nantinya, penanam modal alias investor dan peternak akan membagi hasil dari penjualan ternak sehingga kedua belah pihak bisa memeroleh keuntungan.
Perusahaan fintech tersebut kerap membagikan informasi seputar ternak, aplikasinya, dan kegiatan manajemen melalui akun instagram. Namun, menurut pantauan katadata.co.id, pengelola akun terakhir kali mengunggah informasi pada Oktober 2018. Dalam unggahan tersebut, katadata.co.id menemukan ratusan komentar berisi keluhan lantaran belum menerima pembayaran dari perusahaan tersebut sejak beberapa bulan terakhir.
(Baca: Ombudsman dan OJK Sebut Perlu Ada UU untuk Atasi Fintech Ilegal)
"Uang hasil penjualan dari bulan Oktober sampai sekarang belum cair-cair, sudah saya kontak dan kirim pesan ke Whatsapp sampai sekarang belum ada kejelasan yanng pasti," demikian salah satu komentar yang tertulis dalam dalam unggahan terakhir Angon.id.
Salah seorang sumber menyebut perusahaan mengalami kerugian hingga mencapai Rp 4 miliar. Penyebab utamanya, kesalahan kalkulasi bisnis. Manajemen Angon.id dikabarkan mulai meninggalkan posisinya di perusahaan tersebut sejak pertengahan tahun lalu.