Perusahaan teknologi finansial (fintech) OVO mencatatkan nilai transaksi selama ramadan setara harga 10 ketupat untuk seluruh warga Indonesia. Dengan perhitungan jumlah penduduk mencapai 270 juta, maka nilainya sebanding dengan harga 2,7 miliar ketupat.
Berdasarkan pencarian di platform e-commerce, harga ketupat matang sekitar Rp 3.000-Rp 3.500. Itu artinya, nilai transaksi OVO selama ramadan sekitar Rp 8,1 triliun hingga Rp 9,45 triliun.
Namun, bungkus ketupat sekitar Rp 1.000-Rp 1.500. Jika dihitung dengan harga ini, maka nilai transaksi OVO sekitar Rp 2,7 triliun sampai Rp 4,05 triliun selama ramadan lalu.
“Kami berharap pengguna secara proaktif memilih untuk menggunakan layanan keuangan digital untuk bertransaksi kebutuhan sehari-hari. Ini untuk bersama-sama membantu pemerintah memutus rantai penyebaran Covid-19,” kata Head of PR OVO Sinta Setyaningsih dikutip dari siaran pers, Kamis (18/6).
Sedangkan nilai isi ulang (top-up) OVO Cash selama ramadan, jika diakumulasi, dapat digunakan untuk membeli keperluan sembako bagi semua penduduk di 13 kota besar Indonesia. (Baca: Fintech RI Mirip Tiongkok, Investor Sebut OVO & DANA Berpotensi Merger)
Lalu, pemesanan makanan dan minuman menggunakan GrabFood dengan metode pembayaran OVO, jaraknya setara 6.000 kali Jakarta-Makkah. Selain itu, kue kering yang dibeli menggunakan OVO selama ramadan, jika disejajarkan bisa menjangkau dua kali jarak sabang hingga merauke.
Kemudian, nilai pulsa yang dibeli menggunakan OVO selama bulan puasa dapat digunakan untuk menelepon selama 2.552 tahun. Sedangkan nilai transfer lewat aplikasi ini setara antrean di satu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) selama lebih dari 3.800 hari.
Bahkan, jika dihitung sejak ada pandemi corona, jumlah pengguna baru meningkat hampir empat kali lipat atau 267%. Pembayaran untuk e-commerce dan pencairan pinjaman pun melonjak.
Rinciannya, pembayaran untuk e-commerce tumbuh 110%, pinjaman 50%, dan pesan-antar makanan 15%. Sebagaimana diketahui, OVO bekerja sama dengan Grab terkait layanan pembayaran.
Sedangkan layanan pinjaman atau cicilan (paylater) disediakan oleh fintech pembiayaan (lending) Taralite. (Baca: Asosiasi Modal Ventura Respons Kabar OVO dan DANA Sepakat Merger)
“Kami melihat bahwa konsumen beralih ke kebiasaan belanja secara online dan mengadopsi metode pembayaran tanpa uang tunai untuk membeli kebutuhan penting,” ujar CEO OVO Jason Thompson dalam wawancara khusus dengan wartawan Kr-Asia Khamila Mulia, dikutip dari Kr-Asia, beberapa waktu lalu (5/6).
(Baca: Pengguna Naik Hampir 4 Kali saat Pandemi, Kredit Lewat OVO Meroket 50%)