Harga mata uang kripto (cryptocurrency) seperti bitcoin dan dogecoin terus meningkat. Para pelaku usaha di sektor ini mengingatkan empat hal yang perlu diperhatikan sebelum bertransaksi di aset kripto.

Pertama, memahami besarnya risiko. "Aset kripto ini volatilitasnya tinggi," kata Founder Evolution trading Kurnia Bijaksana dalam acara D'Origin Investment Talk, Jumat (16/4).

Bitcoin misalnya, harganya menyentuh rekor US$ 62.732 atau sekitar Rp 916 juta per koin pada Selasa lalu (13/4). Hari ini (16/4) harganya turun menjadi US$ 60.512 atau Rp 879,4 juta.

Kedua, memahami terlebih dahulu jenis dan karakteristik aset kripto sebelum bertransaksi. Setidaknya ada 8.472 jenis aset kripto mulai dari bitcoin, etherium, tether, XRP hingga dogecoin. 

Di Indonesia, hanya 229 jenis aset kripto yang diizinkan diperdagangkan di Tanah Air. Bitcoin termasuk yang bisa diperdagangkan, sementara dogecoin tidak.

Hal itu diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.

Ketiga, memahami legalitas pedagang aset kripto. Saat ini, ada 13 pedagang yang terdaftar di Bappebti.

Bappebti mengatur tentang persyaratan bagi para pedagang aset kripto. Ini untuk menghindari adanya pihak-pihak yang berpotensi merugikan pasar.

Syarat yang dimaksud yakni sehat dari sisi kesehatan, aspek tata kelola, serta kualifikasi teknis seperti Sumber Daya Manusia (SDM), sistem informasi, dan sistem pengamanan.

Terakhir, pahami dan antisipasi berbagai potensi kejahatan siber seperti penipuan, pencucian uang hingga pendanaan terorisme. "Harus perhatikan berbagai keamanan dalam bertransaksi, karena ini dikhawatirkan bisa menjadi ajang transaksi pendanaan teroris dan pencucian uang" kata Chief Operations Officer Tokocrypto Indonesia Teguh Kurniawan Harmanda.

Hal yang perlu diperhatikan terkait keamanan seperti standar penggunaan otentikasi dua faktor atau sertifikasi sistem keamanan dari Bappebti.

Sebelumnya, pendiri Microsoft Bill Gates juga mengingatkan bahwa aset kripto seperti bitcoin bukanlah sesuatu yang harus dibeli oleh masyarakat umum. "Pemikiran umum saya yakni jika Anda memiliki uang lebih sedikit daripada Elon Musk (CEO Tesla), Anda mungkin harus lebih berhati-hati," kata dia kepada Bloomberg.

Hal itu karena Elon Musk sering kali mempromosikan uang kripto seperti bitcoin dan dogecoin melalui akun Twitter. Cuitannya juga acap kali mendongkrak harga cryptocurrency.

Sedangkan Bill Gates tidak tertarik berinvestasi di mata uang kripto Bitcoin. Ia memilih menanamkan modal di perusahaan yang membuat produk seperti produksi vaksin malaria dan campak.

"Elon memiliki banyak uang dan dia sangat canggih. Jadi saya tidak khawatir bitcoin-nya (yang diinvestasikan) akan naik atau turun secara acak," kata Bill Gates.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen juga menggambarkan mata uang kripto sebagai “cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi,” kata dia.

Ia menilai, cryptocurrency merupakan aset yang sangat spekulatif. “Saya pikir orang harus berhati-hati. Ini bisa sangat tidak stabil, dan saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor di dalamnya," kata Yellen.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan