Perusahaan multibisnis PT Astra International Tbk (ASII) telah merambah bisnis teknologi finansial (fintech) pembayaran melalui AstraPay. Dalam peluncurannya, induk Astra Group ini menyebut empat alasannya.

Pertama, masifnya penggunaan uang elektronik atau e-money. Apalagi, selama masa pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang memilih bertransaksi non-tunai menggunakan e-money untuk menghindari risiko penularan virus corona.

Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp 20,7 triliun pada Januari 2021. Jumlah tersebut meningkat 30,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 15,9 triliun.

"Beberapa tahun ke depan, saya pikir customer (konsumen) juga banyak yang bertransaksi secara cashless (non-tunai). Itu alasan kenapa Astra juga membuat layanan fintech pembayaran," kata Presiden Komisaris AstraPay yang juga sebagai CEO FIFGROUP Margono Tanuwijaya dalam konferensi pers virtual pada Rabu (15/9).

Alasan kedua, jumlah pelanggan di ekosistem Astra yang besar. Ada lebih dari 5 juta pelanggan Astra saat ini. "Ini yang jadi tumpuan penerapan pasar AstraPay," katanya.

Ketiga, konsumen di Indonesia rata-rata menggunakan lebih dari satu platform fintech pembayaran. Meskipun konsumen sudah mempunyai layanan fintech pembayaran seperti OVO dan GoPay, tapi konsumen berpotensi mencoba layanan fintech pembayaran lainnya. "Konsumen berpeluang pilih AstraPay," ujar Margono.

Keempat, pemanfaatan data. Menurutnya, Astra Group bisa memanfaatkan data transaksi yang ada di platform AstraPay untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. "Ini untuk meningkatkan loyal customer (konsumen setia) kami," ujarnya.

Astra Group meluncurkan AstraPay hari ini (15/9). Direktur Astra International Suparno Djasmin mengatakan, kehadiran AstraPay merupakan bentuk peningkatan layanan. "Kami terus berinovasi menyediakan berbagai layanan kepada konsumen," kata Suparno.

Untuk bersaing dengan platform fintech pembayaran lain seperti OVO dan GoPay, AstraPay mengandalkan jaringan ekosistem yang luas. "Keunikannya, kami memiliki ekosistem yang luas dan didukung grup Astra. Reputasinya juga baik," ujar dia.

AstraPay mempunyai 2,3 juta pengguna terdaftar. "Dari hari ke hari terus tumbuh," kata Suparno.

Sebelumnya, Astra International menggelontorkan dana Rp 195,53 miliar untuk menambah modal di perusahaan fintech Astra Digital Arta (ADA). Astra Digital Arta merupakan pengelola aplikasi dompet digital AstraPay.

Perusahaan yang berdiri pada 2018 itu bergerak di bidang proses transaksi pembayaran, jasa layanan pembayaran (uang elektronik), transfer dana, dan transaksi perdagangan. Korporasi ini juga aktif mengolah data, perdagangan eceran daring, dan pengelolaan situs jejaring.

Penambahan modal dilakukan melalui pengambilan 1,95 juta saham baru yang diterbitkan oleh ADA dengan nilai Rp 100 ribu per lembar.

Pembelian saham dilakukan melalui dua entitas anak usaha Grup Astra yakni, Federal International Finance (FIF) dan Sedaya Multi Investama (SMI) pada 30 Juni. SMI membeli 1,55 juta saham, sementara FIF 398.500 saham.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan