Dalam masa lima hingga sepuluh tahun ke depan diramalkan akan semakin banyak pengguna gawai pintar yang memanfaatkan mata uang kripto atau cryptocurrency. Proyeksi ini disampaikan Head of Binance Labs Fund Bill Qian dengan indikasi berdirinya bank sentral digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) di beberapa negara.
Qian menilai bank sentral digital ini menjadi sinyal positif bagi kripto diadopsi sebagai aset atau mata uang di negara tersebut. "Dalam dekade berikutnya akan mengalami penetrasi penuh seiring penerimaan dan regulasi dari berbagai yuridiksi," kata Qian dalam Indonesia Data and Economic atau IDE Conference 2022 yang diadakan Katadata, Selasa (5/4).
Teknologi dasar blockchain yang digunakan kripto yang memungkinkan adanya revolusi internet ketiga. Internet revolusi ketiga memungkinkan pengguna untuk menghilangkan perantara. Selain itu, pengguna juga dapat menghasilkan keuntungan tanpa bantuan pihak ketiga.
Qian mengatakan Indonesia memiliki keuntungan populasi yang sangat baik dalam mengadopsi teknologi blockchain. Menurutnya, beberapa hal yang membuat blockchan mudah untuk diadopsi adalah pasar berkembang dan banyak generasi muda yang paham teknologi.
"Jadi, Indonesia menjadi pasar yang penting. Seperti ktia ketahui, Indonesia masih bertubuh, jadi teknologi blockchain sangat cocok di negara ini untuk membantu banyak pihak dalam bisnisnya," kata Qian.
Survei dari bursa uang kripto Gemini menunjukkan, Indonesia dan Brasil menjadi negara yang mencatatkan peningkatan investor kripto.
Indonesia dan Brasil memimpin sebagai negara dengan adopsi kripto tercepat. Sebanyak 41% orang yang disurvei di kedua negara ini melaporkan kepemilikan kripto pada 2021. Persentasenya lebih tinggi ketimbang AS 20% dan Inggris 18%.
Menurut Gemini, inflasi mendorong adopsi kripto terutama di negara-negara yang mengalami devaluasi atau penyesuaian mata uang terhadap dolar AS.
Hal itu membuat kripto dianggap sebagai lindung nilai baru. Sebanyak 64% responden di Indonesia dan India menyebutkan bahwa cryptocurrency memberikan lindung nilai terhadap inflasi.
Sejauh ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat bahwa jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari. Jumlahnya melampaui pasar modal 8,1 juta.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, transaksi aset kripto Rp 83,8 triliun.
Indonesia saat ini berada di peringkat ke-4 pengguna mata uang kripto terbanyak dari 27 negara yang disurvei Finder per Desember 2021. Dari 2.502 pengguna internet yang disurvei di Indonesia, sebanyak 22,4% menggunakan mata uang kripto. Berikut grafik Databoks: