Maraknya instrumen investasi yang berkembang menarik banyak minat kaum milenial dan generasi Z. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, 40% dari total investor retail saat ini merupakan generasi milenial. Kemudian 1% di antaranya merupakan kalangan generasi z yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Menurut Financial Planner, Mike Rini Sutikno, maraknya tren investasi di kalangan anak muda, harus diimbangi dengan wawasan atau pengetahuan untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin timbul. Dia pun memberikan beberapa tips untuk meminimalisir risiko investasi bagi para milenial.
Pertama, untuk mendapatkan instrumen investasi yang aman, investor harus bersikap kritis dan selektif dalam memilih. Protokol keamanan menjadi prioritas utama untuk diperhatikan, dengan memeriksanya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Langkah ini diperlukan karena banyaknya penawaran investasi yang bertebaran dengan lahirnya teknologi finansial.
Mike menilai saat ini banyak produk investasi baru yang menjanjikan untung tinggi, tetapi tidak memiliki protokol keamanan yang memadai. “Kita kan sudah biasa menjalankan protokol kesehatan. Dalam berinvestasi juga ada protokolnya, protokol keamanan,” kata Mike dalam webinar Smart Investment for Smarter Generation yang diselenggarakan Katadata.co.id pada Selasa (24/5).
Lalu yang kedua, Mike menyampaikan pentingnya memiliki perencanaan investasi. Investor dapat melakukannya dengan fokus kepada satu produk investasi, misalnya yang memberikan risiko tidak terlalu tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan kombinasi proporsional yang disesuaikan dengan usia calon investor, sehingga dapat disesuaikan dengan tujuan keuangannya.
Perencanaan investasi juga dapat membantu menentukan skala prioritas dalam keuangan. Misalnya milenial yang belum menikah dan memiliki calon, tentunya dapat mempersiapkan investasi untuk dana pernikahan, membeli rumah, kendaraan, dan kebutuhan lainnya. Sementara milenial yang sudah berkeluarga, perlu mempersiapkan investasi untuk tujuan dana pendidikan anak-anaknya kelak.
Jika memiliki tujuan investasi dan perencanaan yang jelas, kaum milenial dan generasi Z tentunya akan lebih konsisten dalam berinvestasi.
“Kunci sukses investasi itu bukan kecanggihan produknya, tapi yang pertama adalah komitmen dan konsistennya dulu, supaya uang tidak diambil untuk yang bukan tujuannya,” jelas Mike.
Setelah memilah investasi yang aman dan sesuai dengan perencanaan keuangan, selanjutnya calon investor dapat mencari jalan untuk mencapai tujuannya. Hal itu dengan menghitung selisih antara tujuan investasi dan saldo yang dimiliki saat ini.
“Misalnya yang kita punya saldo deposito, atau reksa dana, atau saham Rp 2 juta, tujuan investasinya Rp 100 juta, kan masih ada gap. Nah itu bagaimana cara memenuhinya? Apakah dengan saham cocok? Apakah dengan green bonds cocok?” katanya.
Terkait dengan jalan untuk memenuhi tujuan investasi, Mike memberikan sedikit saran. Menurutnya mengkombinasikan berbagai produk dalam berinvestasi antara produk investasi jangka pendek, menengah, dan panjang. Misalnya memilih deposito untuk menjaga likuiditas. Kemudian produk ini dapat dikombinasikan dengan instrumen berbasis utang, seperti sukuk retail setiap bulan.
Menurut Mike, kaum milenial dan generasi Z sangat diuntungkan dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat membeli berbagai produk investasi melalui beragam marketplace. Oleh sebab itu, kini tinggal cara pengelolaan dari produk-produk investasi yang akan dipilih oleh para generasi milenial.
“Banyak instrumen yang bisa buat anda lebih berdaya. So look beyond profit,” tuturnya.
Lalu, investasi apa yang paling digandrungi di Indonesia? Simak data mengenai jumlah investor berdasarkan jenis asetnya: