Laporan The Trade Desk menunjukkan sembilan dari 10 masyarakat Indonesia berencana berbelanja saat Ramadan. Paylater menjadi salah satu metode pembayaran yang digunakan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam nenggunakan paylater. Terlebih lagi laporan The Trade Desk menunjukkan sekitar 80% konsumen digital pun akan mempertahankan atau meningkatkan penggunaan layanan digital.
"Menjelang lebaran biasanya ada banyak kebutuhan yang ingin dipenuhi," kata OJK di Instagram, Rabu (12/4).
OJK mengatakan paylater bisa menjadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Namun jangan sampai konsumtif, sebab paylater adalah utang yang harus dilunasi.
OJK pun membagikan beberapa tips dalam menggunakan paylater, sebagai berikut:
- Cek kebutuhan: gunakan paylater sesuai kebutuhan
- Pahami perjanjian, ketentuan cicilan, biaya tambahan, denda keterlambatan, dan kapan harus membayar
- Bandingkan beragam promo, pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan
- Bayar tepat waktu agar tagihan tidak menumpuk dan terhindar dari denda
- Jaga keamanan digital. Jangan meminjamkan akun paylater atau membagikan password ke orang lain
- Waspada pinjaman online atau pinjol ilegal
General Manager Indonesia The Trade Desk Purnomo Kristanto mengatakan, masyarakat melakukan riset persiapan belanja online sebelum Ramadan yakni sekitar Februari.
“Sebagai bagian dari perjalanan belanja mereka, konsumen akan memulai riset untuk belanja daring mereka sebulan sebelum Ramadan,” kata Purnomo, dikutip Kamis (12/1).
Berdasarkan hasil riset itu, belanja online masyarakat Indonesia sangat berkaitan dengan kapan mereka menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Berdasarkan data, sebanyak 53% masyarakat Indonesia berencana untuk menggunakan THR di bulan Ramadan dibanding menabungkannya.
Berdasarkan data agregat dari lima situs e-commerce terkemuka di Indonesia, aktivitas online seperti ini diperkirakan memuncak pada 7 - 10 hari sebelum Idul Fitri. “Waktu ketika masyarakat Indonesia umumnya menerima THR,” katanya.