Startup pinjol alias fintech lending Julo dikabarkan dalam proses untuk mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO). Penyedia layanan pinjaman online ini mencapai titik impas laba operasional atau tidak merugi pada Desember 2023.

“Julo sedang berbicara dengan investor untuk putaran pendanaan pra-IPO. Selain itu, menjajaki opsi untuk IPO,” demikian dikutip dari Bloomberg.

Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada AC Ventures selaku salah satu investor. Namun belum ada tanggapan.

Meski begitu, Presiden Grup Julo Ankur Mehrotra mengungkapkan bahwa perusahaan memang berencana IPO.

“Tujuan finansial utama kami adalah menghasilkan profitabilitas yang berkelanjutan bagi pemegang saham kami, dan menyediakan likuiditas, seperti IPO di kemudian hari,” kata Ankur dalam keterangan pers, Selasa (27/2).

“Kami yakin bahwa kami berada di jalur yang benar dalam mengoptimalkan produk inti, mengelola risiko secara efisien melalui investasi berkelanjutan dan perhatian terhadap manajemen risiko, dan semakin mendiversifikasi portofolio produk sehingga menjadi platform layanan keuangan yang sepenuhnya terintegrasi,” Ankur menambahkan.

Julo mencatatkan pendapatan tahunan naik 73% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi lebih dari US$ 120 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun tahun lalu.

Startup pinjol itu menyalurkan pinjaman total US$ 1 miliar sejak berdiri pada 2016. Khusus selama 2023, penyaluran kredit naik hampir 50% yakni US$ 454 juta.

Julo mencatatkan tingkat retensi per cohort lebih dari 70%. Hal ini mengurangi biaya akuisisi pinjaman dan meningkatkan efisiensi operasional secara signifikan.

Cohort adalah sekelompok orang yang memiliki karakteristik yang sama selama periode waktu tertentu. Misalnya, pengguna yang menjadi pelanggan pada waktu yang hampir bersamaan atau individu yang melacak kontak selama pandemi Covid-19.

Julo menciptakan produk pembiayaan konsumen dengan memanfaatkan data perilaku secara menyeluruh untuk menilai kredit secara inovatif. Pendekatan ini memungkinkan startup pinjol ini meluncurkan dan mengelola produk kartu kredit virtual yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen pendapatan menengah Indonesia dan memberikan akses kredit pertama kali kepada jutaan orang.

Segmen yang dibidik oleh Julo di Indonesia diperkirakan bernilai US$ 100 miliar.

Startup pinjol itu bermitra dengan sejumlah lembaga keuangan seperti Credit Saison, Bank Sampoerna, dan Superbank.

Reporter: Lenny Septiani