Produsen telepon seluler (ponsel) pintar atau smartphone asal Korea Selatan, Samsung, meluncurkan produk terbarunya di Indonesia yakni Galaxy A02. Ponsel kisaran harga Rp 1 juta ini telah lebih dulu meluncur di Thailand pada Januari kemarin.
Samsung resmi memperkenalkan ponsel anyar berkapasitas baterai besar ini melalui akun Twitter resmi Samsung Indonesia, @samsungID pada Senin (15/2). Ponsel ini bisa didapatkan melalui penjualan kilat atau flash sale melalui e-commerce hingga Minggu (21/2) pekan depan.
"Cuman sejutaan, kamu udah bisa lebih keliatan Hi-res dengan fitur memori besar, baterai tahan seharian dan layar luas," dikutip dari akun Twitter @samsungID, Senin (15/2).
Mengutip website resmi samsung.com, Galaxy A02 dibanderol dengan harga Rp 1.449.000. Konsumen juga akan mendapatkan bonus berupa earphone Samsung senilai Rp 149.000, dan paket Bundling MAX Telkomsel berupa kuota data bulanan hingga 8.5 gigabita (GB) apabila membeli melalui flash sale.
Smartphone harga sejutaan ini memiliki kapasitas baterai yang cukup besar yakni 5.000 mAh. Samsung menyematkan dua kamera belakang, dengan kamera utama berukuran 13 megapiksel (MP) dan kamera makro 2MP. Sementara kamera selfie berukuran 5 MP.
Kemudian dari dapur pacunya, smartphone ini mengandalkan chipset MediaTek MT6739W dengan CPU quadcore cortex a-53 berkecepatan 1,5 gigahertz (GHz) serta dukungan kartu grafis PowerVR GE8100. Galaxy A02 juga dibekali RAM sebesar 3 GB dengan kapasitas penyimpanan internal 32 GB.
Sementara dari sisi layar, Galaxy A02 memiliki layar sebesar 6,5 inci beresolusi tinggi HD+, serta dilengkapi sistem suara dengan fitur Dolby Atmos. Berbagai fitur lainnya seperti dual SIM, jack audio 3,5 mm, dan port microUSB. Smartphone tersebut mampu menjalankan One UI Core 2.5 berbasis Android 10.
Penjualan Smartphone Premium Turun, Samsung Beralih ke Gawai Murah
Samsung memang mulai beralih menggarap produk gawai murah seiring dengan penjualan produk premiumnya yang anjlok di masa pandemi Covid-19. Bahkan Samsung dilaporkan tidak memiliki rencana untuk mengembangkan versi baru Galaxy Note pada 2021.
Perusahaan justru fokus menyasar segmen smartphone terjangkau dan produk ponsel lipat. "Upaya pengembangan perusahaan yang biasanya diarahkan ke Note kini akan disalurkan ke jajaran ponsel lain," kata sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya dikutip dari Reuters, November tahun lalu (2/11/2020).
Peneliti gawai dari Gatorade Lucky Sebastian memgatakan bahwa ponsel kisaran Rp 1 juta lebih diminati masyarakat Indonesia. Terutama saat pandemi, masyarakat butuh untuk belajar dan bekerja dari rumah.
Meski begitu, ia memprediksi bahwa smartphone dengan harga terjangkau meningkat. "Persaingan akan semakin sengit," kata dia kepada Katadata.co.id, bulan lalu (16/12/2020).
Spesifikasi yang menjadi andalan antara lain kamera dan daya tahan baterai. Konsumen biasanya mengkaji kemampuan kamera untuk mengambil foto dan video, karena TikTok, YouTube, dan Instagram menjadi tren.
Sedangkan daya tahan baterai diperlukan untuk mendukung aktivitas pengguna. Selain itu, konsumen menginginkan pengisian daya cepat dan baterai berkapasitas besar.
Sebelum Galaxy A02, Samsung juga meluncurkan smartphone satu jutaan pada awal tahun ini yakni Galaxy A02s yang dibanderol mulai Rp 1.799.000 untuk kapasitas RAM 3 GB dan memori penyimpanan 32 GB, dan Rp 1.999.000 untuk RAM 4 GB/64 GB.
Kehadiran Galaxy A02 dan A02s semakin memperketat persaingan smartphone murah di kelas harga Rp 1 jutaan yang diisi oleh merek-merek asal Tiongkok seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, hingga Realme. Smartphone asal Tiongkok ini pun terus mengikis pangsa pasar Samsung di Indonesia.
Berdasarkan data Canalys, pada kuartal IV 2020, Vivo mendominasi pangsa pasar penjualan smartphone di Indonesia sebesar 25%, disusul OPPO dengan pangsa pasar 24%, Xiaomi 15%, dan Realme 15%. Adapun Samsung menguasai pangsa pasar penjualan sebesar 15%.
Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) tahun lalu juga menunjukkan bahwa 52% pengguna internet di Indonesia memakai smartphone Tiongkok per kuartal II 2020. Meski demikian survei tersebut juga menunjukkan bahwa Samsung masih yang paling favorit digunakan di Tanah Air, sebagaimana databoks berikut:
Sementara riset Katadata Insight Center (KIC) tahun lalu juga menunjukkan 75,4% dari 6.697 responden memilih gawai buatan luar negeri ketimbang lokal. Dari jumlah tersebut, 36,1% di antaranya menyukai produk Tiongkok, Korea Selatan 24,3%, dan Jepang 20% .
"Alasan memilih produk Tiongkok yakni dari sisi layanan purna jual, mudah dicari di pasar, harga, dan inovasi produk," demikian dikutip dari laporan KIC. Survei ini dilakukan selama 13-17 Oktober, dengan responden berusia 17 hingga 65 tahun.