Riset Canalys menunjukkan, ponsel pintar (smartphone) Tiongkok menguasai 79% pasar di Indonesia pada akhir tahun lalu. Perusahaan asal Korea Selatan, Samsung pun menyiapkan dua strategi yakni dari sisi inovasi produk dan harga.
Product Marketing Manager Samsung Electronics Indonesia Irfan Rinaldi mengatakan, industri smartphone di Tanah Air semakin dinamis. Oleh karena itu, perlu ada inovasi untuk bisa menarik minat konsumen.
"Kami berfokus memberikan inovasi produk. Ini juga untuk minimalkan kompromi ponsel," ujar Irfan saat konferensi pers virtual, Kamis (18/3).
Ia mencontohkan Galaxy A52 dan A72 yang memiliki fitur tahan air atau IP67 water and dust resistance. Ponsel Galaxy A Series ini diluncurkan secara global pada Rabu malam (17/3).
Samsung juga meningkatkan kemampuan baterai dan layar. Pada A51, kapasitas baterainya 4.000 mAh, sementara A52 4.500 mAh. Sedangkan kapasitas baterai A72 5.000 mAh, meningkat dibandingkan sebelumnya 4.500 mAh.
Selain itu, memperbaiki kemampuan layar dengan menyematkan Super AMOLED 6,5 inci dan refresh rate 120 Hz pada A52. Resolusi layarnya sama dengan OnePlus Nord N10 dan Google Pixel 4a. Tetapi ukurannya lebih besar dari keduanya.
Untuk A72, Samsung menyematkan Super AMOLED 6,7 inci dengan kemampuan refresh rate 90 Hz. Layarnya lebih besar dibandingkan Galaxy A52.
"Ini kemampuan penting yang harus ada di pangsa pasar Rp 3 juta – Rp 6 juta," kata Irfan.
Tahun ini, Samsung juga rutin meluncurkan produk baru dengan harga miring di Indonesia. Pada Februari lalu, perusahaan merilis Galaxy M02 Rp 1.299.000.
Sebelumnya, meluncurkan Galaxy A02 dan A02s. Galaxy A02 dibanderol Rp 1.449.000. Sedangkan Samsung Galaxy A02s kapasitas RAM 3 GB + 32 GB dijual Rp 1.799.000, sementara RAM 4G + 64 GB seharga Rp 1.999.000.
Dengan kedua strategi tersebut, Samsung berupaya menggeser dominasi perusahaan Tiongkok di Tanah Air. Data Canalys menunjukkan, pangsa pasar Vivo merupakan yang terbesar yakni 25%.
Disusul oleh OPPO 24% dan Xiaomi 15%. Posisi keempat ditempati oleh Realme yang menggeser Samsung dengan pangsa pasar 15%. Jika dijumlahkan, keempat ponsel Tiongkok ini menguasai 79% pangsa pasar di Nusantara.
Setelah digeser Realme, posisi Samsung menjadi kelima dengan pangsa pasar 14%. Samsung juga mengalami penurunan penjualan di Indonesia pada kuartal IV 2020 hingga 45%.
Samsung juga melihat bahwa ponsel berbasis internet generasi kelima atau 5G diminati secara global. “Banyak yang bertanya perihal ketersediaan ponsel 5G. Potensi permintaannya besar," kata Irfan.
Samsung memproduksi beberapa seri ponsel 5G seperti Galaxy A51 dan S10. Di Indonesia, perusahaan baru menghadirkan smartphone 5G untuk pertama kali pada Januari lalu lewat Galaxy S21.
Ponsel 5G menjadi tren di pasar global. Canalys memperkirakan, pengiriman ponsel naik 9,9% yoy pada tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya yakni percepatan operasi 5G di beberapa kawasan seperti Amerika Serikat (AS), Eropa Barat, dan Jepang.
Presiden Qualcomm Cristiano Amon mengatakan, penerapan 5G menjadi penyelamat bagi penjualan smartphone pada tahun ini. "Di tengah pandemi Covid-19, ekosistem perangkat benar-benar berbalik karena beralih ke 5G," ujarnya dikutip dari CNET, akhir tahun lalu (15/12/2020).