Samsung Dikabarkan Setop Produksi Galaxy Note

GSM Arena
Samsung baru saja meluncurkan dua ponsel Galaxy Note 20 dan Galaxy Note 20 Ultra.
Penulis: Desy Setyowati
26/11/2021, 13.51 WIB

Samsung dikabarkan menghentikan produksi seri Galaxy Note. Kabarnya, ini untuk mengurangi biaya produksi dan menggenjot penjualan ponsel lipat.

Produsen ponsel pintar (smarpthone) itu memproduksi sekitar 3,2 juta unit Samsung Galaxy Note 20 yang dirilis tahun lalu. Namun, Samsung dikabarkan tidak akan meluncurkan Galaxy Note tahun ini.

“Telah dikonfirmasi bahwa seri Galaxy Note dikeluarkan dari rencana produksi ponsel tahunan 2022,” demikian isi laporan media lokal ETNews, Kamis (25/11).

Perusahaan asal Korea Selatan itu kabarnya akan membawa pengalaman atau fitur pada Galaxy Note ke varian yang disebut-sebut bernama Galaxy S22 Ultra. Berdasarkan laporan beberapa pembocor gadget, Galaxy S22 Ultra bakal menampilkan desain kotak yang mirip dengan seri Note.

Selain itu, ada slot khusus untuk menampung S Pen. “Semua fitur perangkat lunak eksklusif Note sebelumnya juga dikabarkan akan hadir di Galaxy S22 Ultra,” demikian dikutip.

Galaxy S22 Ultra bakal menjadi penerus Note20 Ultra. Gawai ini diperkirakan meluncur pada Februari 2022.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Samsung menghentikan produksi jajaran Galaxy Note untuk meningkatkan pembuatan ponsel lipat. Langkah ini kabarnya akan membantu perusahaan mengurangi biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan menstabilkan produksi seri Galaxy Z Fold atau Flip.

Samsung pun telah menetapkan target pengiriman tahunan 13 juta unit untuk perangkat lipat. Jumlahnya lebih tinggi dibandingkan pengiriman Galaxy Note pada 2019 dan 2020 masing-masing 12,7 juta dan 9,7 juta unit.

Perusahaan asal Korea Selatan itu mengalami penurunan penjualan ponsel dari 81 juta unit pada kuartal III 2020 menjadi 69 juta tahun ini. Pangsa pasarnya juga turun 1,9%.

Menurut Gartner, alasan utama turunnya penjualan ponsel karena kekurangan komponen, terutama cip (chipset) yang langka. "Ini menunda produksi smartphone secara global dan mengganggu keseimbangan pasokan permintaan," kata Gartner dikutip dari ZDNet, Rabu (24/11).

Meski begitu, produsen gadget itu masih menguasai pangsa pasar secara global yakni 20,2%.  Disusul oleh Apple 14,2%. Lalu, Xiaomi 13%, Vivo 10,5%, dan OPPO 9,8%.

Direktur riset senior di Gartner Anshul Gupta mengatakan, Samsung tetap menguasai pasar smartphone global karena ponsel premium masih banyak diserap pasar. Menurutnya, kelangkaan cip lebih banyak berpengaruh terhadap gawai kelas bawah.

"Keterbatasan pasokan berdampak pada jadwal produksi smartphone kelas bawah lebih dari smartphone premium," kata Anshul.

Apalagi, Samsung mempunyai keunggulan pada model ponsel lipat. Menurut laporan Korean Herald, pemesanan ponsel lipat Samsung Galaxy Z Fold3 dan Galaxy Z Flip3 yang diluncurkan pada Agustus, mencapai dua kali lipat lebih banyak dibanding Galaxy S21.

Mengutip GSM Arena, setelah lebih dari sebulan dirilis, Samsung Galaxy Z Fold3 dan Galaxy Z Flip3 terjual satu juta unit di Korea Selatan. Kecepatan penjualan ini mirip dengan ponsel Galaxy Note 10 dan Galaxy S8.

Sejauh ini, Galaxy Z Flip3 menjadi ponsel lipat terlaris di Korea Selatan.