Amerika beberapa kali memberikan sanksi kepada perusahaan Cina, termasuk produsen cip. Huawei dan Xiaomi pun kini meninggalkan sistem operasi atau operating system (OS) Android milik Google.

Xiaomi mengumumkan akan resmi merilis OS bernama HyperOS pada Desember untuk pasar Cina. OS ini bakal disematkan pada ponsel pintar alias smartphone yang akan dijual ke pasar global pada awal tahun depan.

Xiaomi 14, Redmi K60 Extreme Edition, dan Xiaomi Pad 6 Max akan menjadi perangkat pertama yang menjalankan OS baru tersebut.

"HyperOS disebut-sebut memiliki ukuran firmware terkecil di industri. Ada peningkatan keamanan, kinerja, dan multitasking," demikian dikutip dari Gizmochina, akhir pekan lalu (26/10).

Selama lebih dari satu dekade, Xiaomi menggunakan MIUI untuk semua gawai. OS ini memang masih bergantung pada Android milik Google.

Kehadiran HyperOS akan mengurangi ketergantungan kepada teknologi Amerika.

Xiaomi mengatakan ukuran firmware HyperOS dapat diubah agar sesuai dengan kebutuhan perangkat keras yang berbeda.

HyperOS menyertakan model besar AI bawaan yang mendukung fitur-fitur seperti:

  • Xiaoai Input Assistant untuk pembuatan teks
  • Dokumen WPS
  • AI Wonderful Painting untuk mengubah coretan menjadi lukisan
  • AI Image Search untuk pengambilan gambar intuitif
  • Integrasi perangkat komputasi awan atau cloud yang lebih ketat

Xiaomi juga menambahkan fitur keamanan baru, termasuk sistem keamanan Trusted Execution Environment atau TEE yang dikembangkan sendiri. Fitur ini memproses konten sensitif secara terpisah.

OS Xiaomi itu juga menghadirkan kolaborasi lintas-perangkat yang memungkinkan aplikasi digunakan di beberapa perangkat misalnya, kamera belakang ponsel dipakai untuk konferensi video melalui laptop.

Langkah Xiaomi tersebut bertepatan dengan Beijing yang mendorong pemerintahan hingga BUMN untuk mengganti produk termasuk perangkat lunak alias software dengan buatan dalam negeri. Proses ini akan berlangsung hingga 2027.

"Target kebijakan tersebut selanjutnya menyasar sektor telekomunikasi dan keuangan," kata dua sumber Reuters, Senin (30/10).

Hal itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk asing, terutama Amerika. Terlebih lagi, setelah AS mengeluarkan sejumlah aturan pemblokiran terhadap produk Cina.

Huawei juga meluncurkan OS Harmony pada Desember 2020. Hal ini karena Amerika melarang perusahaan bekerja sama dengan Huawei, termasuk Google. Alhasil, produsen gadget asal Cina ini tidak bisa menggunakan Android dan layanan Google lainnya.

Perusahaan asal Tiongkok itu pun terus mengembangkan OS Harmony. Pada akhir September, Huawei mengklaim OS Harmony versi terbaru digunakan oleh lebih dari 60 juta pengguna. Secara keseluruhan, OS ini berjalan di lebih dari 700 juta perangkat.

Selain itu, Huawei membuat cip sendiri setelah Amerika memberikan sanksi kepada perusahaan chipset Cina.

Huawei pun meluncurkan Huawei Mate 60 Pro pada akhir Agustus. Ponsel ini bertenaga cip canggih yakni Kirin 9000s dengan prosesor 7 nanometer. Cip ini membuat gawai merespons perintah dengan lebih cepat.

Huawei tidak memerinci cip tersebut di laman resmi. Namun perusahaan konsultan TechInsights melaporkan, cip pada Huawei Mate 60 Pro merupakan buatan Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) Cina.

SMIC, yang sebagian merupakan perusahaan milik negara Cina, termasuk dalam korporasi yang dibatasi perdagangannya oleh Amerika pada 2020.

Reporter: Lenny Septiani