Cuma 20% di Level Tengah, Mengapa Perempuan Penting Pimpin Perusahaan?

Katadata
Suasana event Investing in Woman dengan tema Accelerating The Indonesian Economy Through Gender Equality di Jakarta, Selasa, (30/4/2019)
Editor: Pingit Aria
2/11/2019, 11.05 WIB

Riset Mckinsey tahun 2018 mencatat, jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia hampir setara antara laki-laki dan perempuan. Namun, saat mereka bekerja, hanya ada sekitar 20% posisi middle management yang diisi oleh perempuan. Makin ke atas, jumlahnya semakin menyusut hingga tersisa 5% posisi Chief Executive Officer (CEO) diduduki oleh perempuan.

Padahal, menurut lembaga riset tersebut, ada tiga alasan mengapa posisi kepemimpinan perempuan menjadi hal yang penting. Pertama, menurut Associate Partner at McKinsey Sebastian Jammer, perempuan dianggap mampu menciptakan organisasi perusahaan menjadi lebih 'sehat'.

Jammer menyebut, perempuan mampu mendorong peningkatan performa keuangan perusahaan. Selain itu, kepekaan perempuan mampu menghasilkan strategi perusahaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Alasan selanjutnya, kehadiran perempuan mampu menciptakan kepemimpinan yang lebih egaliter. Dengan hadirnya perempuan dalam jajaran direksi, Jammer melanjutkan, akan memotivasi rekan kerja perempuan lainnya untuk berperan lebih aktif secara profesional. 

Terakhir, perempuan dapat lebih mewarnai pengambilan keputusan dan tata kelola perusahaan. Para pemimpin perempuan, menurutnya, mampu menghadirkan sudut pandang lain ketika hendak mengambil keputusan strategis perusahaan.

(Baca juga: Riset: Kesetaraan Gender Tambah PDB Indonesia US$ 135 Miliar di 2025)

"Keterlibatan para pemimpin perempuan sebenarnya menjadi kesempatan besar bagi perusahaan, dari segi pengembangan bisnis serta memunculkan ide-ide kreatif dan hasil yang lebih produktif bagi perusahaan," ujar Jammer dalam konferensi pers Gojek Xcelerate Batch 2 di Jakarta, Jumat (1/11).

Halaman: