Bocoran Google untuk Startup yang Ingin Jadi Unicorn

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek mengantarkan penumpang menuju salah satu kawasan perkantoran di Jakarta, Jumat (26/06/2015).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
24/10/2018, 17.31 WIB

Indonesia telah memiliki empat unicorn, yakni Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, dan Bukalapak. Head of Startup Programs, Google Cloud Asia John Fitzpatrick pun membagikan tiga tips bagi startup untuk mencapai valuasi US$ 1 miliar atau Rp 15 triliun.

Pertama, cepat merangkul konsumen. Untuk itu, pasar yang dituju harus jelas. Fitzpatrick menyatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 260 juta yang setengahnya sudah terpapar internet adalah pasar potensial. Maka, tugas startup adalah meningkatkan basis konsumennya dengan rutin berinovasi.

"Saya yakin akan ada banyak unicorn di negara ini hingga 10 tahun mendatang," kata Fitzpatrick dalam acara Tech In Asia di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (24/10).

Ia mencontohkan, Go-Jek pada mulanya hanya menyediakan layanan berbagi tumpangan (ride-hailing). Kini, Go-Jek memiliki belasan layanan lain, mulai dari pesan antar makanan hingga sistem pembayaran.

(Baca juga: Tokopedia dan Bukalapak Dominasi Pasar E-Commerce Indonesia)

Kedua, mengumpulkan data. "Data adalah segalanya bagi unicorn," kata dia. Dengan adanya data, unicorn bisa mengambil langkah dan layanan yang tepat untuk menggaet konsumen.

Fitzpatrick pun menyarankan startup untuk mengadopsi teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). "Anda kumpulkan data dan menggunakannya untuk layanan yang lebih baik, Anda akan tumbuh cepat," ujarnya.

Ketiga, membangun budaya kerja. Bukan hanya jajaran pimpinan yang memiliki pemikiran untuk menjadi unicorn, seluruh pegawai juga harus berpikir selaras. "Kalau tidak membangun budaya dan mengubah pemikiran tim, Anda akan gagal," kata dia.

Ia mencontohkan, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengadakan program pelatihan bagi karyawan baru yang disebut Nakama Academy. Nakama adalah sebutan bagi karyawan Tokopedia, yang diambil dari bahasa Jepang yang berarti teman layaknya keluarga. "Ini penting untuk membangun pemikiran sama di organisasi," kata dia. 

Selain itu, menurutnya penting bagi pendiri startup untuk berpikir membangun ekosistem atau komunitas. Sebab, ekosistem penting untuk mendukung perkembangan startup. "CEO Go-Jek Nadiem Makarim dan William tidak berpikir tentang uang (saat memulai). Mereka membangun ekosistem," katanya.

(Baca juga: Ekspansi ke Indonesia, Alipay dan WeChat Pay Bersiap Gandeng BNI)

Di lain kesempatan, Commercial Architect, Business Development, APAC, Amazon Web Services (AWS) Peter Shi menambahkan, unicorn juga harus pintar mengambil langkah ekspansi. Tujuan supaya setiap uang yang keluar menghasilkan peluang baru dan optimal baru pertumbuhan startup. Caranya, bisa menggunakan teknologi yang terintegrasi.

Dalam hal ini, ia mengklaim layanan AWS bisa menghemat biaya hingga 67%. "Pilih teknologi yang memberikan visibilitas biaya dan kecepatan untuk pengetahuan lebih yang Anda butuhkan," kata dia.

Reporter: Desy Setyowati