Kominfo Anggarkan Rp 38 Miliar untuk Pendidikan 20 Ribu Programmer

Donang Wahyu|KATADATA
Seorang pria menunjukan koneksi internet menggunakan sarana Wifi yang hadir hingga di tengah jalan desa yang di kelilingi persawahan di desa Melung, kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
17/9/2018, 20.02 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan 20 ribu teknisi atau programmer pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, Kominfo menyiapkan sekolah gratis hingga beasiswa bagi masyarakat.

Kominfo menganggarkan Rp 38 miliar untuk program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut. "Kami identifikasi, salah satu tantangan dalam hal digital adalah talenta atau SDM," ujar Menteri Kominfo Rudiantara di kantornya, Jakarta, Senin (17/9).

Salah satu upaya Kominfo adalah menyediakan sekolah gratis. Hari ini, Kominfo bersama Kementerian Ekonomi Digital Prancis menandatangani perjanjian kerja sama untuk membangun sekolah pemrograman gratis bernama L'Academie. Rencananya, pembukaan sekolah ini dimulai September 2019 di Bali.

L'Academie ini akan mengadopsi konsep belajar dari School 42. School 24 adalah badan nirlaba di Prancis yang mengembangkan pola belajar terkait digital ekonomi. Metode pembelajarannya pun dilakukan secara online. "Ini pertama kalinya School 42 hadir di Asia, yakni di Indonesia," kata Rudiantara. 

Mulai hari ini (17/9) pula masyarakat bisa mendaftar program beasiswa pendidikan non-gelar Digital Talent Scholarship yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kominfo. Tema pelatihannya adalah kecerdasan buatan (artificial intelligence); big data; keamanan siber; komputasi awan (cloud computing); dan, bisnis digital.

Hanya, program ini tersedia untuk 1.000 orang. Sementara, pendaftarannya bakal ditutup pada 5 Oktober 2018. Persyaratannya adalah Warga Negara Indonesia (WNI); melampirkan scan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan pas poto; mendapat rekomendasi sekolah/atasan/pimpinan perusahaan; sehat jasmani dan rohani; serta, lulus seleksi administrasi dan tes kemampuan dasar.

(Baca juga: Tren Baru Pembayaran Kode QR yang Menyimpan Masalah)

Adapun universitas yang diajak kerja sama adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjajaran. Kelima universitas ini akan menjadi tuan rumah dan penyedia tenaga pengajar.

Para peserta pun bakal menerima fasilitas seperti bebas biaya pendidikan; serfitikat pelatihan; kesempatan magang; kesempatan pelatihan lanjutan; serta,  perlengkapan pelatihan dan uang transport. Informasi rinci terkait program ini pun dapat diakses melalui laman khusus yang disiapkan Kominfo di tautan https://digitalent.kominfo.go.id/.

Selain itu, Kominfo juga menyediakan program beasiswa Sarjana Strata 2 (S2) di Tiongkok. Di antaranya Program Studi Master of Public Administration in International Developmen and Governance (MIDG) di Tsinghua University di Beijing dan Program Studi Data Science and Information Technology, di Shenzhen.

Lalu, ada pula beasiswa untuk Program Studi Master of Science Digital Society di International Institute of Information Technologi di Bangalore, India. Hanya, kedua program beasiswa ini sudah dilakukan pada Mei lalu. "Programnya selama dua tahun. Setiap tahun kami buka pendaftaran," kata Rudiantara.

Ia menjelaskan, Tiongkok dan India adalah pusat pengembangan SDM oleh banyak perusahaan teknologi. Untuk itu, Kominfo fokus mengirim SDM untuk belajar di kedua negara tersebut. "Go-Jek saja banyak engineer-nya dari Bengalore," ujarnya. "Kami harapkan darj sisi kebijakan, mereka bisa buat ekosistem di Indonesia."

Reporter: Desy Setyowati