Industri cryptocurrency terus berupaya memperluas pasar, termasuk dengan menarik simpati masyarakat muslim. Cara ini dilakukan Stellar yang menghalalkan mata uang digitalnya, Lumens.
Stellar adalah penyedia platform blockchain asal California, Amerika Serikat. Mereka baru saja menerima sertifikat yang membuat mata uang digital terbitannya memenuhi syariat Islam.
Selama setahun terakhir, Stellar bekerja sama dengan Bahrain Economic Development Board, sebuah badan yang menjaring investasi asing ke Bahrain, agar bisnisnya bisa diterima di negara Islam. Sementara sertifikat halal untuk Stellar diberikan oleh Shariyah Review Bureau (SRB), sebuah firma penasihat Islami yang dilisensikan oleh bank sentral Bahrain.
(Baca juga: Disebut Halal, Masjid di London Terima Sedekah Bitcoin)
"Kami juga telah berupaya untuk bekerja sama dengan perusahaan yang memfasilitasi pengiriman uang, termasuk dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Bahrain. Itu adalah pasar yang besar," Lisa Nestor, Director of Partnership Stellar, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/7).
Sertifikasi halal ini tidak hanya untuk sistem blockchain Stellar, tetapi juga mata uang digitalnya, yakni Lumens (XLM), yang saat ini nilai kapitalisasi pasarnya sudah mencapai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 72 triliun.
Sebelum memberikan sertifikasi halal, SRB memberikan beberapa ketentuan yang harus ditaati Stellar. Yang paling mendasar, SRB mewajibkan Stellar memberikan kejelasan terhadap harga dalam setia transaksinya. Bahkan, SRB menetapkan perbandingan penjualan mata uang Lumens dengan nilai tukar yang diperbolehkan dalam Islam.
(Baca juga: Harga Bitcoin Terus Turun, Bursa Rekeningku Tambah 3 Mata Uang Digital)
Selain itu, SRB memberikan panduan kepada Stellar tentang jenis aset yang dapat diperdagangkan di platform-nya. "Untuk teknologi blockchain sendiri tidak ada masalah, hal utama yang perlu kami pertimbangkan adalah penggunaan mata uang digital yang mendasarinya," kata Mansoor Ahmed, Assistant General Manager SRB.