Facebook Indonesia tengah menyiapkan tiga fitur baru guna mengantisipasi berita palsu (hoax) saat Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) di 2019. Ketiganya adalah buletin berita (breaking news), tombol (i) untuk informasi tambahan, dan advertising transparency.
News Partnership Lead Facebook Indonesia Alice Budisatrijo menjelaskan, fitur breaking news yang sudah dipakai di beberapa negara juga akan diterapkan di Indonesia. Hanya, ia belum mau menyampaikan waktunya. "Setelah kami tes, kalau pakai breaking news ini orang lebih banyak klik," ujar Alice saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (18/5).
Kedua, fitur informasi tambahan yang ditampilkan dalam bentuk (i) di atas tautan berita di platform Facebook. Bila fitur ini diklik, maka informasi seperti latar belakang kantor berita, wartawan, tim independensi, dan sebagainya. "Kami harap masyarakat bisa lebih mudah menilai dan mengkaji beritanya," kata dia.
(Baca juga: 5 Langkah Kominfo Tangkal Konten Terorisme dan Radikal)
Ketiga, advertising transparency yang mewajibkan politikus menyertakan data diri jika berkampanye senilai lebih dari US$ 500 atau setara Rp 7 juta. Nantinya, informasi seputar politikus tersebut bisa diketahui pengguna jika membuka tautan iklan.
"Pengguna bisa tahu iklan mana saja yang dibelanjakan oleh partai tersebut? Kami tidak mau platform Facebook dipakai untuk kepentingan berpolitik tapi tidak selayaknya," ujar Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari.
Facebook juga sudah menggandeng Tirto.id untuk melakukan periksa data terhadap konten-konten di Facebook dan akan memberikan rekomendasi kepada penggunanya. Menggunakan mesin third party fact checker, Facebook bisa mendeteksi artikel yang teridentifikasi hoax. Nantinya, di artikel tersebut akan tercantum keterangan adanya potensi hoax.
Pengguna yang menemukan adanya artikel yang diduga hoax, juga bisa melapor ke Facebook. "Kami akan verifikasi menggunakan mesin tersebut," ujar dia.
(Baca juga: Facebook Segera Luncurkan Aplikasi Kencan Online)
Jika konten melanggar kebijakan komunitas, maka akan langsung dihapus oleh Facebook. Namun bila benar itu berita palsu dan baru pertama kali disebarkan, Facebook akan mengurangi distribusinya sehingga hanya sedikit yang membaca. Tetapi jika berita hoax diunggah berkali-kali, maka akan langsung dihapus.