PT Pos Indonesia (Persero) kini tak hanya akan melayani pengiriman uang melalui wesel. Mengikuti perkembangan dunia digital, perusahaan pelat merah ini juga merambah bisnis financial technology (fintech) dengan meluncurkan PosPay.
PosPay adalah alat pembayaran digital yang dapat dilakukan melalui aplikasi di smartphone maupun secara langsung melalui 4800 jaringan Pos Indonesia dan 40.000 agen pos di seluruh Indonesia.
Dengan PosPay, Anda dapat membayar berbagai tagihan rumah tangga seperti listrik dan air. Selain itu, Pos Indonesia juga menggandeng beberapa e-commerce seperti MatahariMall.com dan Elevania untuk menerima pembayaran melalui PosPay.
Direktur Retail dan Sumber Daya Manusia Pos Indonesia Ira Puspadewi menyatakan visi dan misi kantor pos menjalankan PosPay adalah memudahkan akses masyarakat terhadap keuangan. Ira mengungkapkan, masih ada 64% penduduk Indonesia yang belum mempunyai akses terhadap keuangan.
“Pos Indonesia mempunyai lisensi untuk mengembangkan tabungan dalam bentuk giro,” kata Ira kepada Katadata di Jakarta, Rabu (25/10).
(Baca juga: Tidak Semua Fintech Akan Bertahan)
Ira juga menyatakan bahwa Pos Indonesia masih terus mencari mitra untuk mengembangkan PosPay. Contohnya adalah kemitraan dengan Pinjam.co.id yang baru dijalin hari ini.
Dalam kemitraan tersebut, Pinjam.co.id sebagai perusahaan yang menjalankan bisnis gadai online dapat menggunakan jaringan Pos Indonesia sebagai titik penyimpanan barang. Namun, Ira juga mengaku sedang melakukan integrasi agar pencairan bisa masuk ke rekening PosPay. Selain itu, ada kerja sama dengan perbankan lewat Bank Tabungan Negara (BTN).
“BTN adalah bank yang besar tapi jangkauannya tidak sampai ke desa-desa di pelosok,” tutur Ira.
Nantinya, Pos Indonesia bakal menyediakan 1.000 kantor pos di daerah yang menyediakan fasilitas perbankan. Saat ini, dia mencatat baru ada sekitar 160 kantor pos yang sudah terintegrasi dengan BTN.
Persiapannya bakal memakan waktu sekitar 1 tahun dan bakal mengabarkan ke masyarakat jika program siap dieksekusi. “Saya berharap mungkin akhir 2018 kita siap dengan sesuatu yang skalanya besar,” ujar Ira.
(Baca juga: Beda dengan Bank, Dana Kelola Fintech Akan Dibatasi oleh OJK)