Pendapatan Google di Kuartal II Berpotensi Turun Karena Minimnya Iklan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, logo Google. Induk usaha Google, Alphabet, mencatat peningkatan pendapatan sebesar 13% pada kuartal I 2020.
30/4/2020, 11.21 WIB

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Google, meraih kenaikan pendapatan pada kuartal pertama 2020. Meski begitu, pendapatan Google diproyeksi turun pada kuartal berikutnya karena penjualan iklan melambat selama pandemi corona.

Mengutip Reuters, pendapatan induk usaha Google, Alphabet, pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$ 41,2 miliar. Angka tersebut naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Capaian itu pun berada di atas rata-rata perkiraan analis. Perusahaan analis data Refinitiv memperkirakan pendapatan Google pada kuartal I 2020 sebesar US$ 40,29 miliar atau naik 10,87%.

Menurut Kepala Keuangan Alphabet Ruth Porat, pendapatan Google meningkat di semua layanan.  Penjualan iklan Google bahkan bisa tumbuh 10% dibanding tahun lalu menjadi US$ 33,8 miliar. Meskipun, hanya sedikit topik pencarian yang sifatnya komersial. 

(Baca: Saingi Zoom, Google dan Facebook Tambah Peserta Aplikasi Rapat Online)

Pengiklan memang memotong pengeluaran karena krisis ekonomi akibat pandemi corona. Beberapa analis memperkirakan penurunan penjualan iklan Google bisa mencapai 20% di kuartal mendatang.

"Kami mengantisipasi kuartal kedua akan menjadi sulit bagi bisnis periklanan kami," kata Porat dikutip dari Reuters pada Rabu (29/4).  

CEO Alphabet Sundar Pichai dalam pemaparan capaian Google kepada investor mengatakan kinerja iklan mengalami dampak yang besar pada Maret 2020 dibandingkan dua bulan sebelumnya. Namun, lini bisnis lain mengalami peningkatan cukup signifikan selama pandemi.

Sundar mengatakan mesin pencarian Google digunakan lebih banyak orang selama pandemi corona. Begitu juga dengan YouTube yang waktu penggunaanya meningkat.

Selain itu, unduhan di Google Play Store Google naik 30% pada Maret dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan pemasukkan juga berasal dari layanan komputasi awan yang dimiliki perusahaan.

(Baca: Google Temukan 18 Juta Malware dan Penipuan soal Virus Corona per Hari)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan