Selama WFH, 51% Karyawan Nonton Konten Dewasa di Perangkat Kerja

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama.
Ilustrasi. Studi Kapersky mencatat, 31% karyawan mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada sebelumnya selama work from home.
Editor: Agustiyanti
11/5/2020, 11.31 WIB

Studi yang dilakukan perusahaan global cybersecurity,  Kapersky mencatat 51% dari karyawan menonton lebih banyak konten dewasa di perangkat yang sama untuk melakukan pekerjaan selama masa bekerja di rumah atau WFH di tengah pademi corona. Sebanyak 18% karyawan bahkan melakukannya pada perangkat yang disediakan oleh perusahaan, sedangkan 33% mengaku menonton konten dewasa di perangkat pribadi mereka yang juga digunakan untuk bekerja.

Adapun studi berjudul 'How COVID-19 changed the way people work' yang dirilis pada awal Mei lalu ini mwawancarai lebih dari 6.000 pekerja di seluruh dunia. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui 'new normal' atau kondisi normal baru  yang dihadapi para karyawan di tengah pandemi.

Hampir sepertiga atau 31% karyawan mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada sebelumnya. Namun, 46% mengatakan mereka menghabiskan jumlah waktu lebih banyak untuk kegiatan pribadi.

Chief Information Security Officer di Kaspersky Andrey Evdokimov mengatakan, perubahan spesifik seperti ini mungkin terjadi karena para karyawan sekarang tidak harus bolak-balik atau bepergian sebanyak sebelumnya. Laporan tersebut, menurut dia, juga mengungkapkan bahwa semakin sulit bagi para karyawan untuk memisahkan kegiatan pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama dalam hal teknologi informasi. 

"Para karyawan juga mulai menerapkan kebiasaan menggunakan layanan pribadi mereka untuk tujuan pekerjaan sehingga meningkatkan risiko potensial dari bayangan IT, termasuk pengungkapan informasi sensitif," ujar Andrey dikutip dari siaran pers, akhir pekan lalu (9/11). 

(Baca: WhatsApp Tambah Peserta Panggilan Video, Siap Bersaing dengan Zoom)

Ia mencontohkan, 42% karyawan menggunakan akun email pribadi untuk hal-hal terkait dengan pekerjaan dan 49% mengakui penggunaannya meningkat ketika bekerja dari rumah. Lalu, 38% menggunakan messenger pribadi yang belum disetujui oleh departemen TI, dengan 60% dari mereka melakukannya lebih sering dalam situasi baru seperti saat ini.

Andrey mengatakan, organisasi pun tidak bisa hanya memenuhi seluruh permintaan pengguna, seperti mengizinkan staf untuk menggunakan layanan apa pun yang mereka inginkan. Penting untuk menemukan keseimbangan antara kenyamanan pengguna, kebutuhan bisnis, dan keamanannya.

Untuk mencapai hal ini, Andrey melanjutkan, perusahaan harus menyediakan akses ke layanan berdasarkan pada prinsip hanya menyediakan minimal, hak istimewa yang diperlukan, mengimplementasikan Virtual Private Network (VPN), dan menggunakan sistem perusahaan yang aman dan disetujui.

"Jenis perangkat lunak seperti ini mungkin memiliki batasan tertentu yang sedikit mengurangi kegunaan, tetapi menawarkan jaminan lebih besar dalam menyediakan standar keamanan," kata Andrey.

Selain itu, ia mengatakan bahwa 55% karyawan mengatakan mereka membaca berita lebih banyak dibandingkan saat sebelum memulai bekerja dari rumah. Meskipun hal ini sangat wajar karena setiap orang tetap ingin mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan virus corona, tetapi perusahaan mencatat bahwa 60% dari kegiatan ini dilakukan pada perangkat yang digunakan untuk bekerja.

"Sesungguhnya ini dapat berpotensi menyebabkan infeksi malware jika karyawan tidak memperhatikan sumber daya dan situs web yang mereka kunjungi," ujar Andrey.

(Baca: Inggris Bertahap Longgarkan Lockdown, Boleh Bekerja di Luar Rumah)

Oleh karena itu, ia pun memberikan sejumlah rekomendasi bagi para pemilik bisnis untuk menjaga karyawan dan data perusahaan tetap aman selama WFH. Pertama, menjadwalkan pelatihan kesadaran keamanan dasar untuk karyawan. Hal ini, menurut Andrey,  dapat dilakukan secara online dan mencakup praktik-praktik penting seperti manajemen akun dan kata sandi, keamanan email, keamanan endpoint. 

Kedua, memastikan seluruh perangkat, perangkat lunak, aplikasi dan layanan tetap diperbarui dengan tambalan terbaru. Ketiga, menginstal perlindungan perangkat lunak yang telah terbukti, termasuk pada perangkat seluler dan mengaktifkan firewall.

"Solusi apa pun yang digunakan harus mencakup perlindungan dari ancaman web dan email phishing," ujar Andrey.

Sedangkan bagi para karyawan dan pengguna rumahan yang harus bekerja dari perangkat pribadi, maka mereka dapat menggunakan solusi keamanan yang andal untuk perlindungan komprehensif dari berbagai ancaman. Selanjutnya, pengguna diimbau hanya mengunduh konten edukasi dan hiburan dari sumber tepercaya.

Reporter: Cindy Mutia Annur