Belakangan ini konten kontroversi YouTuber Indira Kalistha terkait virus corona maupun video prank sembako sampah Ferdian Paleka ramai dibicarakan warganet. TikTok punya tiga acara untuk memitigasi unggahan-unggahan negatif seperti ini.
Head of Public Policy for TikTok Indonesia, Malaysia, and Philippines Donny Eryastha mengatakan, perusahaan berupaya agar konten yang ada di platform-nya akurat dan positif. Untuk itu, perusahaan menerapkan tiga acara untuk mengantisipasi beredarnya konten negatif di platform.
Pertama, menerapkan kebijakan dan panduan komunitas (community guidelines) yang jelas. Utamanya, menggarisbawahi hal apa yang boleh atau tidak boleh diunggah pengguna TikTok.
Konten-konten yang dilarang yakni mengandung pornografi, misinformasi, dan yang menyesatkan terutama terkait isu Covid-19. "Apa yang kami lakukan terhadap konten yang menyalahi panduan kami? Tentunya akan kami hapus atau takedown," ujar Donny saat video conference, Senin (18/5).
(Baca: Google Hapus Konten Prank Sembako Sampah YouTuber Ferdian Paleka)
Kedua, perusahaan selalu memantau konten-konten di platform menggunakan mesin pembelajar (machine learning) dan menyiapkan tim khusus. Machine learning digunakan untuk memproses dan membaca semua video yang diunggah pengguna. Lalu akan ditinjau oleh tim selama 24 jam sehari.
"Kalau konten (TikTok) Indonesia, diperiksa langsung oleh tim kami dari dan berlokasi di Indonesia. Mereka mengetahui bahasa Indonesia dan norma-norma yang berlaku di Indonesia," ujar Donny.
Terakhir, selalu mengedukasi para pengguna agar mengerti konten apa saja yang boleh dan tidak boleh diunggah. "Intinya, bagaimana mereka bisa membuat konten yang positif," ujar dia.
Ia mengatakan, perusahaan pun menggelar beberapa program seperti #SamaSamaNyaman yakni membuat video mendidik untuk para konten kreator. Perusahaan juga melakukan kampanye ke sejumlah kampus untuk mengedukasi mahasiswa agar tetap aman dan nyaman di internet.
(Baca: Pengguna Tiktok Naik 20% Selama Pandemi, Terbanyak Konten Edukasi )