Presiden Joko Widodo mengapresiasi Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman yang berhasil menemukan data tujuh urutan genom virus corona yang akan berguna untuk pengembangan vaksin. Jokowi optimistis pengembangan produk riset dan inovasi dalam negeri dapat terus berkembang, diproduksi massal, sehingga negara tak perlu lagi mengandalkan produk impor.
"Hal-hal yang dahulunya tidak pernah kita pikirkan dan hanya bisa impor, sekarang kita bisa mandiri karena bisa produksi sendiri, salah satunya kita harus mampu hasilkan vaksin (corona) sendiri," ujar Jokowi dalam dalam Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 secara virtual, Rabu (20/5).
(Baca: Jokowi Luncurkan 55 Teknologi Buatan RI untuk Tangani Virus Corona )
Jokowi melanjutkan, dirinya pun mendengar bahwa komunitas peneliti terus bekerja sama untuk menemukan obat dan terapi yang efektif untuk pengobatan corona. Ia berharap agar karya penelitian tersebut tidak hanya berhenti di laboratorium melainkan berlanjut hingga produksi masal untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Untuk itu, Jokowi mendorong kolaborasi antarlembaga, perguruan tinggi, dunia usaha serta industri, maupun masyarakat untuk mengembangkan inovasi penanganan corona.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro juga mengapresiasi temuan Eijkman tersebut. "Data tujuh urutan genom lengkap virus Sars Cov-2 di Indonesia sudah dimasukkan ke GISAID (Global Initiative for Sharing All Influenza Data) atau platform data virus influenza global," ujar Bambang.
(Baca: Menristek: Tipe Corona di Indonesia Beda dengan 3 Jenis Lain di Dunia)
Bambang menjelaskan, data tersebut sangat berguna untuk mengembangkan vaksin dan pelacakan rute penularan corona. Berdasarkan data tersebut, menurut dia, saat ini Eijkman telah menyelesaikan pembuatan protein rekombinannya.
"Namun demikian, perjalan pencarian vaksin (corona) masih panjang dan dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak," ujar dia.
Bambang mengatakan bahwa virus Covid-19 memiliki daya tular 20 kali lebih kuat dibanding SARS sehingga perlu kerja sama untuk membantu penanganan corona di Indonesia. Tim Konsorsium Covid-19 besutan kementerian tersebut, berupaya mendorong inovasi bersama berbagai kementerian, lembaga pemerintah, pergruan tinggi, dan industri untuk menangani virus corona.
"Utamanya, berkaitan dengan empat aspek penelitian yaitu pencegahan, screening dan diagnosis, pengembangan obat dan terapi, serta pengembangan alat kesehatan dan pendukungnya," ujar Bambang.
(Baca: LBM Eijkman Targetkan Vaksin Corona Buatan RI Mulai Produksi 2021)