Twitter, platform media sosial asal Amerika Serikat (AS), merilis emoji khusus sebagai tanda terima kasih kepada penggunanya. Rilis emoji khusus ini merupakan respons perusahaan atas banyaknya kicauan atau tweet bertuliskan terima kasih.
Dilansir dari Livemint, Rabu (13/5), perusahaan teknologi ini menyatakan, terus mengupayakan lingkungan positif di platform-nya. Selain dengan cara menyaring berita bohong atau hoaks, pengenalan emoji khusus diharapkan makin memunculkan aura positif.
Cuitan terima kasih di Twitter memang banyak ditulis pengguna sejak pandemi corona. Jumlah cuitan terima kasih bahkan sampai 250 juta lebih pada Maret 2020, meningkat 26% dari rata-rata Februari 2020.
"Untuk memberikan pengguna cara lain untuk menunjukkan rasa terima kasih, kami telah membuat emoji yang akan muncul ketika pengguna menuliskan #thankful atau tagar lain untuk #gratitude dalam berbagai bahasa," tulis Twitter dalam cuitannya, dilansir dari Livemint.
Twitter menjelaskan, emoji yang akan muncul nantinya berupa dua tangan yang membentuk tanda cinta atau love. Selama ini, pengguna media sosial kerap menggunakan emoji dua tangan yang terlipat untuk menunjukkan rasa terima kasih.
Menurut Emojipedia, penggunaan emoji yang terkadang disebut tangan doa tersebut meningkat 25% pada April 2020. Lonjakan itu menjadikannya sebagai emoji kedelapan paling populer sepanjang April 2020.
(Baca: Pandemi Corona, Karyawan Twitter Dibolehkan Kerja dari Rumah Selamanya)
Chief Executive Officer (CEO) Twitter Jack Dorsey mengatakan, selama pandemi virus corona (Covid-19) banyak pengguna di platform-nya fokus pada bagaimana menyelesaikan masalah yang terjadi akibat pandemi.
"Orang-orang menggunakan platform kami untuk tetap mendapat informasi, berbagi solusi dan meminta bantuan, serta saling mendukung," kata Dorsey, dilansir dari dari CNET, Kamis (30/4).
Pengguna Twitter sendiri tercatat mengalami lonjakan harian sepanjang kuartal I 2020. Tercatat selama tiga bulan pertama tahun ini, pengguna harian mencapai 166 juta orang, naik 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 134 juta orang.
Dari segi kinerja, perusahaan yang berbasis di San Francisco, AS, ini juga mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan. Sepanjang kuartal I 2020, pendapatan dilaporkan mencapai US$ 808 juta, naik 3% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar US$ 775,96 juta.
Meski demikian, kinerja Twitter ke depan tetap dibayangi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi corona. Hal ini sudah terlihat sejak Maret 2020, di mana pendapatan iklan turun 27% dibandingkan Maret 2019.
(Baca: Riset Medsos: Publik Lihat Negatif Kebijakan Peemerintah Atasi Corona)