Grab Mulai Uji Coba Layanan Ojek Online di Malaysia

KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi. Grab tengah melakukan uji coba layanan ojek online di Malaysia.
Editor: Agustiyanti
6/1/2020, 11.04 WIB

Grab mulai mengoperasikan layanan ojek online di Malaysia, menyusul startup Dego Ride yang sudah lebih dulu mengaspal pada Rabu (1/1).

Operasional Grab tersebut masih dalam tahap uji konsep atau proof of concept/POC layanan ojek online di Malaysia yang dimulai pada Januari 2020. Ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Malaysia dalam menggarap peraturan mengenai ojek online yang akan dilakukan selama enam bulan.

Seperti dilansir The Star Malaysia, layanan ojek online dari Grab sudah tersedia, tetapi terbatas di sekitar pusat kota Kuala Lumpur. "Beberapa area yang bisa dicakup oleh Grab adalah Kuala Lumpur City Center atau KLCC, Bukit Bintang, Pudu dan Chow Kit," dikutip dari The Star Malaysia, Sabtu (4/1). 

Tarif dasar yang ditetapkan Grab yaitu RM 3,70 atau sekitar Rp 12.500.  Sementara tarif tambahan sebesar RM 0,55 atau Rp 1.858 untuk setiap kilometer antara 3 sampai 5,5 kilometer dan tambahan sebesar RM 1 atau Rp 3.379 lebih dari 5.5 kilometer. Selain itu ada juga biaya layanan sebesar RM 0,3 atau Rp 1.013.

(Baca: Gojek & Grab Tanggapi Driver Ojol Minta Keringanan Sanksi Saat Banjir)

Grab juga menyediakan pengendara wanita di lokasi yang budayanya tak mengindahkan penggunaan sepeda motor berlainan jenis kelamin di luar ikatan keluarga. Pengemudi pria dan wanita akan melayani penumpang yang jenis kelaminnya sama.

Aplikasi Dego Ride sudah lebih dulu dapat diakses oleh masyarakat Malaysia. Dego Ride bisa diakses di beberapa wilayah seperti Lembah Klang, Shah Alam, Putrajaya, dan Kuala Lumpur. 

Dego Ride mengenakan biaya RM3 atau sekitar Rp 10.167 untuk perjalanan minimal tiga kilometer. Setelah itu, jarak per kilometernya dikenakan tarif RM 1 atau sekitar Rp 3.389. Sudah ada 700 mitra pengemudi Dego Ride yang beroperasi di Malaysia.

Seperti Grab, Dego Ride menerapkan antisipasi pemisahan antara pengemudi pria dan wanita. "Di bawah Dego Ride, pengemudi pria dan wanita akan melayani penumpang yang jenis kelaminnya sama,” kata Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Dego Ride Nabil Feisal Bamadhaj dikutip dari Strait Times, Rabu (1/1) lalu. 

(Baca: GrabFood dan Finansial Sumbang 50% Lebih Transaksi di Grab)

Grab sebenarnya sudah ada di Malaysia sejak 2012. Decacorn itu berdiri di Malaysia dengan nama GrabTaxi pada 2012 karena ojek online memang tidak diperbolehkan di Malaysia. Grab sudah menyiapkan program percontohan ini sejak akhir tahun lalu. Layanan juga akan mencakup pengiriman makanan atau GrabFood.

Uji konsep dalam rangka menyusun aturan terkait ojek online itu juga memungkinkan layanan ojek online asal Indonesia, Gojek untuk mengaspal di Malaysia. Uji konsep itu akan memberikan gambaran terkait hal-hal apa saja yang perlu diatur dalam regulasi nantinya. Selama uji konsep, Dego Ride dan Grab bisa menyediakan layanan ojek online sesuai ketentuan. 

Gojek sebelumnya berupaya mengajukan perizinan untuk bisa beroperasi di Malaysia. Saat ini, perusahaan penyedia layanan on-demand ini sudah hadir di Indonesia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Gojek juga sudah masuk Filipina lewat akuisisi Coins.ph. 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan