Investor Paparkan Startup yang Bisnisnya Bisa Moncer saat Pandemi

Globalnews.booking.com
Ilustrasi tampilan aplikasi Booking.com yang terintegrasi dengan Grab. Pemodal ventura (18/5) menyampaikan beberapa sektor startup yang berpotensi moncek saat corona.
19/5/2020, 06.15 WIB

Namun senada dengan Jefri, Donald mengingatkan agar investor tetap harus hati-hati supaya bisnisnya tak tergerus krisis. Pemodal harus mengetahui medan tempur startup lokal mana yang perlu dimenangkan.

"Di dalam krisis, pendanaan itu sulit dan para investor juga harus jeli dalam menargetkan pada investasi startup yang tepat," ujar Donald.

Wakil Ketua Amsevindo itu juga mengatakan pemodal ventura akan berhati-hati menginvestasikan dananya paling pendek selama 12 bulan ke depan. "Jadi kami tidak akan membabi buta berinvestasi tanpa checking di masa ini," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2014-2019 Rudiantara mengidentifikasi potensi beberapa sektor usaha di tengah pandemi ini. Bahkan, bisnis startup masih berpeluang terus tumbuh. 

"Investor tidak pernah berhenti. Uang harus cari tempat untuk menghasilkan return yang bagus." katanya dalam acara Bicara Data Virtual Series bertajuk "New Normal, New Way" yang digelar Katadata.co.id, Sabtu (16/5).

(Baca: Rudiantara Beberkan Peluang Startup Meraih Modal di Tengah Pandemi)

Setidaknya ada 24 startup RI yang mendapat suntikan pendanaan pada awal tahun ini. Perusahaan rintisan yang memperoleh investasi di antaranya Gojek, Ruangguru, Kopi Kenangan hingga Tanihub. Teranyar, perusahaan teknologi finansial pembiayaan Pintek mendapatkan pendanaan tahap awal (seed stage) dari modal ventura asal Amerika Serikat (AS), Accion Venture Lab. 

Sebelumnya, startup Genome memperkirakan bahwa perusahaan rintisan kehilangan potensi investasi US$ 28 miliar atau sekitar Rp 463 triliun pada awal 2020. Ini karena investor memilih untuk melihat dan menunggu kondisi di tengah pandemi corona. Pendanaan ke perusahaan swasta, termasuk startup di Asia diprediksi turun 20% pada kuartal I 2020 akibat pandemi corona pada kuartal I 2020.

Sedangkan CB Insights mencatat, private market funding di Asia mencapai US$ 18 miliar dan diperkirakan tembus US$ 20 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Namun dibandingkan periode yang sama pada 2019, nilainya turun 20% dan jumlah kesepakatannya anjlok 40%.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur