Strategi Startup OYO, RedDoorz, Bobobox Bertahan di Tengah Pandemi

RedDoorz
Ilustrasi RedDoorz
12/6/2020, 08.56 WIB

Startup jaringan hotel menjadi salah satu sektor yang transaksinya merosot karena pandemi corona. Namun, OYO, Bobobox, dan RedDoorz punya strategi untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Bobobox menyiapkan lima strategi untuk menyambut normal baru (new normal). Pertama, menerapkan pembatasan fisik.

"Kami akan menciptakan pengalaman menginap tanpa kontak fisik, mulai dari proses check-in hingga check out," ujar CEO Bobobox Indra Gunawan kepada Katadata.co.id, Kamis (11/6).

Kedua, menerapkan standar kebersihan yang lebih ketat di area penginapan. Di antaranya pembersihan area publik hingga sleeping pod yang didesinfeksi secara menyeluruh.

(Baca: Raih Pendanaan Pra-Seri A, Bobobox Targetkan 1.000 Kamar Hotel Kapsul)

Ketiga, menyediakan keamanan tambahan di lingkungan penginapan. Keamanan yang dimaksud seperti pemeriksaan suhu tubuh, mewajibkan penggunaan masker, dan memastikan ketersediaan pembersih tangan di setiap sudut area umum.

Keempat, menyediakan opsi pemesanan kamar yang fleksibel. Terakhir, membatasi jumlah orang di area komunal, dengan mmengurangi jumlah kursi di setiap meja.

Hanya, ada sejumlah tantangan yang harus diatasi. Di antaranya pasar domestik yang tumbuh melambat akibat pandemi virus corona, serta memastikan keamanan dan kenyamanan setiap tamu.

Sedangkan Country Stock Head OYO Hotels and Homes Indonesia Carlo Ongko mengatakan, perusahaan bakal mengurangi kapasitas tamu di hotel mitra. Misalnya, satu kamar untuk satu orang.

“Sedangkan untuk kamar yang lebih besar, batas maksimalnya dua sampai empat orang,"  ujar Carlo saat konferensi pers secara virtual. 

(Baca: Bisnis Anjlok Imbas Pandemi, OYO Ungkap Strategi Sambut Normal Baru)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur