Sambut Normal Baru, OYO dan RedDoorz Siapkan Protokol Kesehatan Ketat
Startup jaringan perhotelan OYO dan RedDoorz menyiapkan sejumlah protokol bagi layanan penginapannya mulai dari kamar tidur hingga fasilitas hotel. Protokol ini untuk menyambut era kenormalan baru alias new normal di industri perhotelan di Tanah Air.
Country Stock Head, OYO Hotels and Homes Indonesia Carlo Ongko mengatakan, perusahaan bakal memperketat kapasitas tamu bagi mitra jaringan hotelnya.
"Kami akan batasi jumlah tamu sesuai dengan kapasitas kamar. Misalnya satu kamar untuk satu orang, sedangkan untuk kamar yang lebih besar batas maksimalnya yaitu dua sampai empat orang," ujar dia dalam video conference, Kamis (11/6).
Meski demikian, Carlo mengatakan bahwa perusahaan pun juga bakal patuh apabila ada imbauan dari pemerintah terkait kebijakan jumlah kapasitas tamu kamar industri hotel.
(Baca: Bisnis Anjlok Imbas Pandemi, OYO Ungkap Strategi Sambut Normal Baru)
Selain itu, saat ini perusahaan tidak menganjurkan mitra jaringan hotelnya untuk membuka fasilitas publik seperti kolam renang, tempat bermain anak, dan sebagainya. "Kami akan mengikuti anjuran pemerintah ketika sudah saatnya diklaim aman untuk membuka fasilitas tersebut," ujar Carlo.
Carlo mengatakan, perusahaan juga menerapkan persyaratan bagi tamu hotel untuk mengisi formulir pernyataan diri (self declaration) terkait kondisi perjalanan historis, interaksi dengan korban positif Covid-19, dan sebagainya. "Kami harap konsumen bisa jujur karena itu akan menjaga keamanan staf mitra jaringan hotel kami juga," ujar dia.
Sejauh ini, OYO belum mewajibkan para tamunya untuk menunjukkan hasil swab test Covid-19. Namun, menurut Carlo, apabila Dinas Pariwisata atau pemerintah mewajibkan hal itu maka perusahaan bakal mengikutinya. Adapun OYO Indonesia mencatat tingkat okupansi mitra hotel perusahaan anjlok hingga 60% akibat wabah tersebut.
(Baca: Tempat Indekos Jadi Penginapan, Pemerintah Ancam Adukan RedDoorz & OYO)
Senada dengan OYO, RedDoorz juga telah meluncurkan program sertifikasi 'HygienePass' bagi para mitra jaringan hotelnya. Bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), program ini bertujuan untuk memberikan standarisasi higienitas dan kebersihan bagi pengusaha perhotelan sebagai upaya pencegahan virus corona.
Pendiri & CEO RedDoorz Amit Saberwal mengatakan, sebagai langkah awal perusahaan akan memastikan 1.400 mitra jaringannya di seluruh Indonesia untuk menjalani audit komprehensif untuk mendapatkan program sertifikasi tersebut.
"Sertifikasi juga akan terbuka untuk diadopsi oleh setiap bisnis hotel yang ingin memenuhi standar kebersihan dan sanitasi yang baru, dan proses tersebut akan difasilitasi oleh RedDoorz yang berkoordinasi erat dengan IAKMI," ujar Amit dikutip dari siaran pers, Kamis (28/4).
Amit mengatakan, persyaratan untuk mendapatkan sertifikat yakni setiap hotel harus secara rutin menerapkan beberapa tindakan kebersihan dan higienitas yang ketat setiap hari.
(Baca: Kadin Sebut Pemulihan Bisnis Hotel Butuh Waktu Setahun Pascapandemi)
Hal tersebut meliputi pemeriksaan suhu karyawan staf hotel dan tamu yang masuk, menerapkan metodologi pembersihan khusus dan menyediakan produk anti-bakteri serta peralatan yang digunakan untuk desinfeksi kamar dan area publik, dan meningkatkan praktik kebersihan umum.
"Proses audit komprehensif akan dilakukan dan dinilai secara independen oleh IAKMI sebelum sertifikasi diberikan kepada setiap hotel," ujar Amit. Perusahaan, ia melanjutkan, optimistis melalui program sertifikasi ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen begitu masa pemulihan mulai terjadi.
Yang teranyar, RedDoorz juga telah peluncuran program 'Hope Hotline' yang menyoroti berbagai permasalahan psikologis untuk memberikan dukungan terhadap kesehatan mental para karyawan mitra hotel dan para staf.
Lewat program ini, perusahaan menyediakan layanan sesi konseling secara online melalui mitra RedDoorz yang menyediakan konselor dan psikolog berpengalaman.
(Baca: RedDoorz dan OYO Sediakan Penginapan Gratis untuk Tenaga Medis RI)
Amit mengatakan, pandemi corona tak hanya menyebabkan dampak yang besar terhadap ekonomi saja melainkan juga pada sistem kesehatan mental, terutama para karyawan yang bekerja di industri perjalanan dan hospitality.
"Kami berharap sesi konseling yang disediakan dapat memberikan bantuan dan dapat memberikan perasaan positif dan optimisme," ujar Amit, Kamis (14/5) lalu.
Khusus untuk layanan di Indonesia, RedDoorz bermitra dengan KALM, platform kesehatan mental online yang berbasis di Jakarta. Di Filipina, RedDoorz bekerja sama dengan para psikolog individual untuk memberikan layanan serupa.
(Baca: Terdampak Pandemi Corona, OYO Beri Cuti Ribuan Karyawan hingga 90 Hari)