Bukalapak Dikabarkan Galang Pendanaan Rp 1,46 Triliun

ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi, karyawan menunjukkan fitur pembelian tiket Kereta Api (KA) Bandara pada aplikasi Bukalapak dengan menggunakan gawai saat perjalanan dari Stasiun BNI City menuju ke Stasiun Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
3/8/2020, 19.29 WIB

Perusahaan di bidang e-commerce, Bukalapak dikabarkan akan menyelesaikan pendanaan terbaru senilai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,46 triliun. Jika benar, tiga unicorn Tanah Air mendapatkan investasi meski di tengah pandemi corona.

Sumber DealStreetAsia mengatakan, Bukalapak sedang dalam pembicaraan dengan sejumlah investor pada akhir Juli lalu. Perusahaan berupaya mengumpulkan dana segar setidaknya sampai Rp 1,46 triliun. 

Emtek dan Ant Financial atau Alipay dikabarkan sudah menyuntikkan dana di Bukalapak pada Maret lalu. Namun, belum ada bocoran terkait investor lainnya.

Katadata.co.id telah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Bukalapak. Namun, perusahaan enggan berkomentar mengenai rumor itu.

“Yang bisa kami sampaikan, Bukalapak tetap pada tujuannya untuk menjadi perusahaan yang sustainable. Serta, pada misinya untuk menciptakan perekonomian yang adil untuk semua, dengan mengoptimalkan platform teknologi inovatif,” kata perwakilan Bukalapak kepada Katadata.co.id, Senin (3/8). 

Terakhir kali perusahaan mendapatkan pendanaan dari anak usaha bank asal Korea Selatan, Shinhan GIB. Valuasi unicorn Tanah Air ini pun menjadi lebih dari US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun pasca-pendanaan.

Investasi dari Shinhan GIB merupakan bagian dari putaran pendanaan Seri F. Shinhan GIB merupakan unit perbankan investasi terintegrasi dari Shinhan Financial Group (SFG) dari Korea Selatan.

SFG mengelola portofolio bisnis yang seimbang seperti bank komersial, investasi, permodalan, asuransi, kartu kredit, dan lainnya. Selain Shinhan GIB, investor lainnya yakni Emtek berpartisipasi dalam pendanaan Seri F Bukalapak itu.

Unicorn Tanah Air lainnya yakni Traveloka lebih dulu mengumumkan perolehan investasi terbaru senilai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Salah satu institusi keuangan global terlibat dalam putaran pendanaan ini.

Selain itu, investor terdahulu (existing investor) berpartisipasi dalam pendanaan tersebut. Salah satunya EV Growth.

Dengan tambahan modal itu, valuasi Traveloka diperkirakan US$ 2,75 miliar atau Rp 39,7 triliun. Sumber mengatakan, besaran proyeksi valuasi ini 17% lebih rendah dibandingkan ketika mendapat investasi sebelumnya. Sebelumnya, valuasi startup penyedia layanan perjalanan berbasis online (Online Travel Agent/OTA) itu disebut-sebut US$ 3,3 miliar. 

Decacorn Gojek juga mendapatkan pendanaan di tengah pandemi Covid-19. Gojek mengumumkan pendanaan dari Facebook dan PayPal pada awal Juni lalu (3/6). Google dan Tencent juga kembali menambah investasi di startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar ini.

Tokopedia juga dikabarkan dalam pembicaraan dengan Google dan Temasek Holdings Pte. Negosiasi ini terkait putaran pendanaan senilai US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar (Rp 7,2 triliun sampai Rp 14,5 triliun). 

Namun, unicorn Tanah Air itu enggan menanggapi kabar tersebut. "Kami tidak berkomentar untuk spekulasi atau rumor pasar," ujar  VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak kepada Katadata.co.id, awal Juli lalu(4/7). 

Sumber Bloomberg mengatakan, Tokopedia mengadakan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat (AS) lainnya. Mereka yakni Facebook Inc., Microsoft Corp., dan Amazon.com Inc.

Namun, Google dan Temasek disebut-sebut sebagai calon investor yang paling aktif dalam bernegosiasi dengan Tokopedia. Sumber mengatakan, pembicaraan akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan