Ekonomi Pulih, Startup Indonesia Favorit Investor setelah Cina & India

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi start up yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).
Editor: Maesaroh
9/2/2022, 13.23 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 3,69% pada 2021, setelah terkontraksi 2,07% di 2020. Kondisi ekonomi yang membaik tersebut membuat investor modal ventura optimis startup Indonesia menjadi tujuan investasi, setelah Cina dan India pada tahun ini. 

Managing Partner Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan, dengan kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut, pendanaan startup di Indonesia diyakini akan pesat tahun ini.

Ditambah, ekosistem startup dan modal ventura di Indonesia sudah terbentuk. 

"Indonesia menjadi destinasi investasi startup setelah Cina dan India," kata Edward kepada Katadata.co.id, kemarin (8/2).

 Setidaknya ada 12 startup Indonesia yang meraih pendanaan tahun ini. Pada Januari, ada enam perusahaan rintisan yang mendapatkan suntikan dana. Lalu, enam startup mengumumkan perolehan investasi hanya dalam delapan hari awal bulan ini. 

Faktor pesatnya investasi startup tahun ini salah satunya karena semakin banyak startup yang sudah matang. "Arah fasenya menuju ke capital market atau melantai di bursa (IPO)," katanya.

 Tercatat, sejumlah startup Indonesia berencana IPO tahun ini, diantaranya GoTo, Kredivo, Tiket.com, hingga Traveloka. 

"Ini menjadi pertimbangan dan tentu membuat para investor makin bullish serta gencar melakukan investasi di Indonesia," katanya. 

Ia memperkirakan, ada sejumlah sektor startup yang menjadi incaran investor, yakni teknologi finansial (fintech), pendidikan, kesehatan, pertanian, hingga logistik.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan