Dorong Inklusi Keuangan, Finantier Usung Open Finance Lewat 3 Layanan

123rf.com/Sergey Nivens
Ilustrasi bisnis, startup
20/5/2022, 13.45 WIB

Finantier, salah satu perusahaan rintisan financial technology (fintech) yang mengusung Open Finance, sedang berupaya untuk memperluas target pasar dengan menawarkan tiga produk jasa. Open Finance ini bekerja dengan berbagai macam ekosistem fintech untuk mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat baik individu maupun UMKM.

Edwin Kusuma Co-Founder & COO Finantier, menjelaskan Finantier memberikan layanan kepada para pelaku industri keuangan dengan memanfaatkan data-data di luar data perbankan. Di antaranya data pada akun perdagangan elektronik (e-commerce) dan riwayat pembayaran di dompet digital (e-wallet).

"Kami olah data-data tersebut kepada bank atau fintech lending untuk memberikan gambaran yang lebih holistik,” kata Edwin dalam Program Start-Edgy Katadata, dikutip Jumat (20/5).

Edwin melanjutkan, pengambilan keputusan yang didasarkan pada satu data saja, yakni data perbankan, bisa memberikan penilaian yang kurang komprehensif kepada end user. “Ketika kami sudah menghubungkan titik poinnya, lebih masuk untuk memberikan keputusan untuk klien kita,” ujar Edwin.

Finantier mengembangkan tigaa produk jasa yakni Innovative Credit Scoring, Account Anggregation, dan Identify Verification. Pertama, layanan Innovative Credit Scoring yang memberikan penilaian kredit dengan memanfaatkan kekuatan data keuangan dan data alternatif pengguna.

Kedua, layanan Account Anggregation memberikan data riwayat keuangan dan transaksi pengguna. Ketiga, layanan Identify Verification adalah langkah mengambil keputusan dengan melihat data pendapatan instan dan verifikasi identitas. “Data ini untuk menilai resiko kredit dari calon debitur,” ujarnya.

Edwin menambahkan, target pasar dari Finantier ini mulai dari bank, fintech lending, hingga koperasi. Sedangkan target pasar dari Finantier menyasar platform e-commerce, marketplace, dan platform komunitas. “Intinya adalah platfrom yang membutuhkan data bisa memberikan pelayanan yang lebih baik ke end user mereka,” ujar Edwin.

Saat ini, Finantier telah melayani ratusan perusahaan dengan status atau progres yang berbeda. Ada yang dalam tahap diskusi awal, testing, tahap integrasi, dan ada juga yang sudah sampai pada tahap diskusi akhir.

“Nah kalau di break down lagi, segmentasi mana yang banyak? Pastinya perusahaan penyedia layanan peminjaman. Karena mereka memerlukan sesuatu yang lebih komprehensif untuk bisa memberikan hasil akhir secara lebih cepat dan efektif juga,” jelas Edwin.

Project Officer ScaleUp Growth Program Endeavor Indonesia, Livia Rosti, mengatakan Endeavor memberikan sejumlah dukungan usaha kepada Finantier dalam bentuk memberi akses untuk berinteraksi dengan pimpinan industri. Di sana, Finantier bertemu dengan mentor di seluruh jaringan lokal dan global Endeavor.

“Dalam jangka waktu 4 bulan, Finantier mendapatkan rangkaian kegiatan yang intensif mulai dari body program. Mereka dipasangkan dengan satu pengusaha,” kata Livia.

Selain Finantier, Endeavor juga mengajak sejumlah perusahaan rintisan lainnya untuk bergabung di program ScaleUp Growth. Para peserta diminta untuk memenuhi kriteria minimum seperti memilki kantor pusat di Jakarta dan Singapura, adanya main market di Indonesia dan memiliki US$ 2 juta dalam pendanaan ekuitas dan juga pendapatan tahunan.

“Untuk start up yang gabung di program ini beberapa adalah referral dari koneksi kami juga. Misalnya mereka merkomendasikan teman mereka. Setelah mereka lulus dari program ini akan terus kami pantau dari sisi pertumbuhannya,” ujar Livia.

Finantier terpilih menjadi peserta dalam program ScaleUp Growth karena dinilai bisa memberikan kemudahan finansial kepada masyarakat luas. Livia menyebut, Finantier memiliki visi yang baik untuk memperluas inklusi keuangan.

“Selain itu mereka membuka kekuatan data konsumen dan UMKM. Mereka bisa memperkuat teknik infrastruktur untuk mendorong inklusi keuangan,” ujarnya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu