Zombi Unicorn Melanda Bisnis Digital, NFT Ikut Anjlok

iStockPhoto/Gremlin
Ilustrasi NFT
Editor: Yuliawati
10/6/2022, 16.36 WIB

Muncul istilah zombi unicorn di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS) lantaran banyak perusahaan teknologi yang berkinerja buruk. Perdagangan NFT alias non-fungible token pun ikut-ikutan mengalami pelemahan.

NFT merupakan aset digital yang menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, atau item yang terdapat pada video dan game. Aset digital ini tidak dapat digandakan atau diganti.

Perusahaan kripto The Block mencatat bahwa penjualan NFT mingguan mengalami penurunan lebih dari 70% pada Mei 2022. Padahal, NFT mencatatkan rekor tertinggi penjualan hampir satu juta unit pada pekan ketiga 2022.

DappRadar juga mencatat bahwa volume perdagangan NFT turun 20% pada Mei dibandingkan dengan April. "Penurunan volume penjualan NFT bukanlah hal baru, tetapi semakin parah dalam beberapa pekan terakhir," demikian dikutip dari laporan TechCrunch, Kamis (9/6).

Kondisi ini menurut laporan TechCrunch memperkuat argumen bahwa pasar kripto atau web3.0 berada dalam periode koreksi atau ada pada musim dingin.

Penurunan penjualan NFT juga terjadi seiring dengan fenomena zombi unicorn yang menimpa bisnis digital secara global. Frasa zombi unicorn merujuk pada perusahaan rintisan bernilai tinggi tetapi goyah dan membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan bisnis mereka.

Volatilitas harga saham memang tengah dirasakan oleh perusahaan teknologi di negara lain, seperti di Silicon Valley, AS. Beberapa di antaranya juga melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika yang mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Facebook, Google, Netflix, Tesla, Twitter hingga Yahoo. Letaknya di selatan San Francisco, California, AS. Wilayah ini menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.

Meski begitu, laporan TechCrunch mencatat bahwa pasar NFT tetap menjanjikan. Perusahaan pengembang NFT pun banyak mencatatkan pendanaan.

Glow Labs misalnya mengumpulkan dana US$ 4,15 juta sebagai modal awal untuk proyek terkait NFT pada April 2022. "Pendanaan ini membantu pembuat NFT menerapkan kontrak cerdas tanpa pengkodean yang diperlukan dalam hitungan detik. Ini memungkinkan mereka membuat penawaran loyalitas yang disesuaikan tanpa banyak kerumitan,” kata Glow Labs.

Kemudian Americana mengumpulkan dana US$ 6,9 juta pada awal Mei. Pendanaan ini untuk membantu kreator mengubah barang fisik seperti pakaian jalanan, koleksi, mobil, dan karya seni menjadi NFT.

Lalu, Zora Labs mengumpulkan dana US$ 50 juta pada Mei. Pendanaan ini dimanfaatkan untuk pengembangan pasar dan koleksi NFT.

Infografik_Bisnis startup diguncang bubble burst (Katadata/ Nurfathi)
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan