Transaksi Meroket, NFT Butuh Ekosistem Metaverse Luas

Fahmi Ahmad Burhan
20 April 2022, 19:15
nft, metaverse, mata uang kripto, cryptocurrency
123RF

Transaksi non-fungible token atau NFT tahun ini melonjak pesat dan potensial meraup keuntungan besar bagi penggunanya. Namun, NFT dinilai tetap membutuhkan ekosistem metaverse dan keuangan yang kuat agar perdagangannya aman.

Nonfungible.com mencatat jumlah transaksi NFT mencapai US$ 17,6 miliar atau sekitar Rp 251,6 triliun tahun lalu. Nilainya melonjak 21.000% dibandingkan 2020 US$ 82 juta atau Rp 1,2 triliun. Ada lebih dari 2,5 juta pemilik dompet kripto untuk memperdagangkan NFT tahun lalu, naik dari hanya 89 ribu pada 2020.

Advertisement

Sedangkan jumlah pembeli NFT melonjak dari 75 ribu menjadi 2,3 juta. Investor menghasilkan total keuntungan US$ 5,4 miliar dari penjualan NFT tahun lalu. Lebih dari 470 dompet menghasilkan keuntungan lebih dari US$ 1 juta.

Mitra pendiri dan Chief Operating Officer Matrixport Daniel Yan mengatakan, komunitas-komunitas baru yang berhubungan dengan dunia olahraga, karya digital, musik, dan film telah banyak yang mengembangkan NFT.

Namun, basis ekosistem pendukung NFT menurutnya masih kurang kuat. “Ini harusnya menjadi area yang diperhatikan," kata Yan dalam siaran pers, Rabu (20/4).

Salah satu ekosistem yang menurutnya mesti diperkuat adalah terkait metaverse dan keuangan NFT. Yan mengatakan, NFT perlu difraksionalisasi atau dibagi dalam beberapa bagian dan dijual.

"Sebab, terdapat permintaan likuiditas dari masyarakat untuk dikumpulkan di suatu tempat agar mereka dapat memperdagangkan dan memanfaatkannya sebagai jaminan atau kolateral,” katanya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement