Jumlah startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terus bertambah tahun ini. Kini giliran agregator logistik dan gudang Shipper yang memecat 8% dari jumlah pegawai atau 65 orang.
Pendiri sekaligus CEO Shipper Phil Opamuratawongse menyampaikan, bisnis sebenarnya tumbuh. Namun perusahaan mengantisipasi ketidakpastian makroekonomi ke depan.
Shipper melakukan penilaian secara menyeluruh proses bisnis dan membuat rencana untuk mempercepat rencana keberlanjutan. "Kami perlu membuat keputusan yang diperlukan untuk membantu perusahaan menjadi lebih gesit," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (13/12).
Oleh karena itu, startup tersebut melakukan PHK. "Keputusan sulit ini bagian dari rencana pengoptimalan perusahaan setelah penilaian menyeluruh proses bisnis,” tambah dia.
Ia pun menjabarkan kompensasi yang akan diterima oleh pegawai yang di-PHK, yakni:
- Paket kompensasi sesuai aturan yang berlaku
- Asuransi kesehatan yang diperpanjang
- Program outplacement dan memberi dukungan untuk membantu karyawan mengamankan peluang baru
(BACA JUGA: Petinggi GoTo dan Shipper Beri 5 Tips Sukses Tak Jadi Startup Zombie)
Keputusan tersebut menambah daftar panjang startup yang melakukan PHK di Indonesia sejak awal tahun, di antaranya:
- Xendit
- Carsome
- Shopee Indonesia
- Grab
- Tokocrypto
- MPL
- Lummo
- Tanihub
- Mamikos (belum ada konfirmasi)
- Zenius (dua kali PHK)
- JD.ID
- Line
- Beres.id
- Pahamify
- LinkAja
- SiCepat
- Yummy Corp (belum ada konfirmasi)
- Bananas
- Ruangguru
- GoTo 12% atau 1.300 orang
- KoinWorks
- Ajaib
- OYO 10% dari total atau 250 orang
- Sayurbox 5%
- Ula 23% atau 134 orang
- Sirclo 8% karyawan
- Glints 18%
- Shipper 8% atau 65 orang