Startup tutup dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terus bertambah di Indonesia. Lulusan program pelatihan Google for Startups pun membagikan tips merintis usaha.
Setidaknya ada tiga tips yang dibagikan oleh para lulusan Google for Startups di tengah maraknya startup tutup dan PHK, yakni:
1. Fokus kepada dampak dan membangun kultur kerja tim yang solid
Sebagian besar tantangan yang dihadapi oleh startup bisa jadi bukan menyangkut proses maupun teknologi yang dimiliki, namun sumber daya manusia (SDM). Startup harus berusaha fokus menciptakan budaya saling percaya dan keinginan untuk belajar.
Oleh karena itu, penting untuk membangun tim yang solid dan menyenangkan agar dapat memprioritaskan implementasi ide secara cepat dan berkelanjutan.
“PasarMIKRO memiliki tim dari berbagai kewarganegaraan. Ini membuat divisi people terus mendorong company values yang menggabungkan cara bekerja yang cocok dilihat dari perusahan lokal maupun global,” kata Product Manager Nabilla Kalvina Izumi dalam keterangan pers, akhir pekan lalu (14/3).
2. Fokus terhadap pemecahan masalah
Penting bagi startup untuk berfokus terhadap objektif dan permasalahan pengguna yang bisa diselesaikan dengan produk yang dibangun. Di sisi lain, para startup juga harus fleksibel dan terus bereksperimen dari sisi produk, pemasaran, komunikasi, dan bisnis untuk mendapatkan feedback dari pengguna.
“Salah satu pelajaran yang kami dapatkan dari pelatihan Google for Startups Accelerator yakni do not over-complicate things,” ujar Co-founder Mindtera Bayu Bhaskoro.
“Lakukan interview dan penelitian mengenai pain points agar bisa mendapatkan pendekatan produk yang tepat. Fokus dan tegas terhadap problem-solving, tetapi juga berani mengambil inisiatif dan bereksperimen,” tambahnya.
3. Pentingnya product-market fit
“Tips untuk para founder, terutama early-stage startup yaitu fokus pada product-market fit,” kata CEO Noice Rado Ardian. Baginya penting bagi startup memiliki fundamental yang kuat dan mencapai product-market fit untuk mempercepat pertumbuhan secara signifikan.
Product Plan mendefinisikan product-market fit sebagai konsep atau skenario ketika para pelanggan suatu perusahaan mau membeli, menggunakan, dan menyebarkan informasi tentang suatu produk.
Jika itu terjadi pada banyak pelanggan suatu bisnis, maka akan mampu mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan keuntungan.
Profesor Thomas R Eisenmann dari Harvard Business School mengungkapkan, 90% startup tutup atau gagal. Alasan utamanya, karena produk/layanan yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Hal itu senada dengan temuan CB Insights, yakni 42% startup tutup atau gagal karena tidak berhasil menemukan product-market fit.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyebutkan hal serupa. "Hati-hati 80% sampai 90% startup gagal saat merintis," kata Jokowi pada peresmian pembukaan BUMN Startup Day 2022 di ICE BSD City, Tangerang, pada September (26/9/2022).
Berikut rincian alasan startup tutup atau gagal:
- 42% karena produk tidak sesuai kebutuhan pasar
- 29% kehabisan dana
- 23% karena susunan tim
- 19% kalah kompetisi
- 18% permasalahan harga
Sedangkan penyebab startup gagal menurut CB Insights sebagai berikut: