Startup asal Bandung, Evermos mengantongi pendanaan seri C sebesar US$ 39 juta atau sekitar Rp 585 miliar. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh lembaga keuangan di bawah Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC).
Investor terdahulu atau existing investor yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini, yakni Jungle Ventures, Shunwei Capital, UOB Venture Management, dan Telkomsel. Selain itu, ada mitra investor baru yang bergabung yakni SWC Global, Endeavor Catalyst, dan Uni-President Asset Holdings.
Mengutip situs perusahaan, Evermos adalah sebuah platform yang juga merupakan ekosistem untuk menjembatani brand lokal dan reseller dalam menjual produk-produk asli Indonesia.
Co-Founder sekaligus CEO Evermos Ghufron Mustaqim mengatakan, Evermos memiliki mimpi untuk membantu meningkatkan daya saing UMKM. Mereka ingin membangun ekosistem untuk mewadahi kolaborasi antara brand dengan reseller dan konsumen.
Menurut Ghufron, salah satu tantangan UMKM adalah masalah logistik. Hanya sekitar 0,5% UMKM yang dapat berkembang. Salah satu penyebabnya, karena tantangan logistik. Ini karena Indonesia terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau sehingga biaya ekspansi nasional menjadi mahal dan membutuhkan waktu.
“Oleh karena itu, kami akan terus memanfaatkan inovasi guna menghubungkan brand lokal dengan pelanggan di kota-kota kategori tingkat lebih rendah dengan lebih efisien,” kata Co-Founder sekaligus CEO Evermos Ghufron Mustaqim dalam keterangan pers, Sabtu (27/5).
Startup Evermos memungkinkan para pemilik merek atau brand mengakses 500 kota dengan 160 ribu reseller yang dapat beroperasi. Evermos mencatatkan pertumbuhan nilai transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) 17 kali lipat selama 2020 – 2022.
Adapun pendanaan seri C yang baru diperoleh akan digunakan Evermos, sebagai berikut:
- Memperkuat jaringan reseller. Caranya, dengan memperdalam penetrasi di Jawa dan ekspansi ke Sumatera.
- Memperluas layanan di seluruh rantai nilai ritel guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
- Memimpin upaya pengembangan keterampilan bagi reseller guna memperluas basis pelanggan mereka melalui iklan digital di luar jaringan pribadi. Penjualan tercatat naik hingga 18 kali lipat bagi reseller yang memanfaatkan alat-alat digital dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan jaringan pribadi.
- Mendukung pengembangan berbagai tools dan solusi berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk membantu reseller memahami konsumen lebih baik melalui Customer Relationship Management.