Perusahaan rintisan teknologi finansial Xendit menargetkan pengembangan usaha ke Thailand dan Vietnam akan berlangsung pada akhir tahun ini. Sebelumnya, startup fintech ini berekspansi di Malaysia pada awal tahun 2023.
“Sedang proses, mudah-mudahan akhir tahun ini ekspansi kalau memang semuanya lancar,” kata Head of Goverment Relation and Director Xendit Rifai Taberi kepada Katadata.co.id, Jumat (21/7).
Ia menjelaskan fintech yang secara industri memiliki banyak aturan, sehingga pengembangan usaha harus melewati berbagai proses, termasuk saat berekspansi.
Awalnya, unicorn itu beroperasi di Indonesia dan Filipina. Xendit memang berencana memperluas ekspansi ke tiga negara pada tahun ini, diawali dengan Negeri Jiran. Pada Oktober 2022, Xendit menyesuaikan kembali ukuran atau rightsizing terhadap tim di Indonesia dan di Filipina.
Meski begitu, Rifai menegaskan bahwa PHK atau rightsizing perusahaan dilakukan sebagai salah satu langkah supaya perusahaan lebih terukur.
Efisiensi tersebut tidak berdampak langsung pada rencana ekspansi perusahaan. Sebab, ekspansi sudah menjadi rencana Xendit.
“Dari awal Xendit didirikan dengan misi menyediakan infrastruktur pembayaran untuk Asia Tenggara,” ujar dia. “Jadi ini memang sudah ada di pipeline.”
Pada Mei 2022, Xendit meraih pendanaan seri D US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh Coatue dan Insight Partners. Selain itu, Accel, Tiger Global, Kleiner Perkins, EV Growth, Amasia, Intudo, dan Goat Capital milik Justin Kan menambah investasi di Xendit.
“Melalui pendanaan terbaru ini, kami berkomitmen untuk terus berinvestasi di pasar-pasar baru,” kata Co-founder sekaligus CEO Xendit Moses Lo dalam keterangan pers, akhir pekan lalu (20/5). Total, Xendit memperoleh pendanaan US$ 538 juta.
Ia menyebutkan nilai ekonomi digital Asia Tenggara diprediksi US$ 360 miliar pada 2025. “Kami percaya Xendit telah berada di posisi yang tepat untuk bisa berkontribusi dan meraih manfaat dari pertumbuhan tersebut,” ujarnya.
Xendit juga akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk mengembangkan platform dan memperluas lini bisnis. “Ini agar kami bisa memaksimalkan peluang yang ada,” katanya.
“Xendit akan terus berekspansi ke wilayah baru seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam,” kata Co-founder sekaligus COO Xendit Tessa Wijaya .
Xendit bakal mengidentifikasi kebutuhan pelaku usaha di negara-negara tersebut dan memberikan solusi infrastruktur pembayaran. “Kami pun berencana menghadirkan layanan lebih luas dan bervariasi misalnya, program pinjaman yang telah kami jalankan di Indonesia,” ujarnya
Untuk melayani lebih banyak startup dan UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara, Xendit melakukan sejumlah langkah strategis. Baru-baru ini, perusahaan rintisan itu berinvestasi di Bank Sahabat Sampoerna dan menawarkan layanan banking-as-a-service (BaaS).
Fintech itu juga telah membeli saham perusahaan multifinance PT Globalindo Multi Finance. Ini terkait dengan rencana Globalindo Multi Finance merger dengan PT Emas Persada Finance.