Riset: Mayoritas Driver Ojol Gojek Lulusan SMA dan Terkena PHK

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Shalter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
3/8/2023, 17.20 WIB

Mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Gojek didominasi oleh lulusan SMA, menurut riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LD FEB UI. Mayoritas bergabung karena terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK atau ingin mencari pendapatan tambahan.

LD FEB UI melakukan riset terhadap 2.520 responden di Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Makassar, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta yang terdiri dari masing-masing 840 mitra pengemudi taksi online, driver ojol, dan pengusaha kuliner GoFood.

Responden yang disurvei menggunakan layanan Gojek sejak sebelum ada pandemi corona. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara tatap muka dengan pendekatan simple random sampling, dengan margin of error 2% dan level of confidence 95%.

Wakil Kepala Bidang Penelitian LD FEB UI Paksi CK Walandouw pun mengungkapkan beberapa temuan utama dari riset tersebut sebagai berikut:

  • Mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol Gojek didominasi lulusan SMA
  • Sebanyak 77% mitra ojol atau GoRide dan 65% mitra taksi online alias GoCar merasakan kesulitan di dalam mendapatkan pekerjaan di Kota/Kabupaten tempat tinggal
  • Lebih dari 65% mitra ojol GoRide dan taksi online GoCar mengalami peningkatan pendapatan jika dibandingkan sebelum bergabung
  • Sebanyak 73% mitra ojol khusus layanan pesan-antar makanan GoFood mampu meningkatkan daya saing setelah menjadi mitra pengusaha kuliner
  • Sebanyak 90% mitra Gojek yakin mampu menghidupi keluarga dengan layak setelah bermitra
  • Sebagian besar mitra Gojek yakin kemitraan akan membantu mereka menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi
  • Mitra Gojek yakin dukungan kemitraan meringankan beban operasional mitra, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga lewat program seperti Gojek Swadaya
  • Hampir dua dari tiga mitra Gojek menilai pekerjaan fleksibel masih menjadi prioritas di dalam bekerja

“Lanskap ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk mitra pengemudi taksi dan ojek online Gojek, dalam beberapa tahun terakhir tidaklah mudah,” ujar Paksi dalam keterangan pers, Kamis (3/8).

“Hal ini terlihat dari mayoritas mitra GoRide dan Gocar yang memilih bergabung menjadi mitra Gojek dikarenakan oleh pemutusan hubungan kerja atau PHK maupun karena ingin mencari pendapatan tambahan,” Paksi menambahkan.

Mayoritas mitra pengemudi taksi dan ojek online Gojek mengalami kesulitan mencari pekerjaan di daerah tempat tinggalnya. “Kami melihat hadirnya ekosistem Gojek serta berbagai inisiatif di dalamnya berperan penting dalam menjaga ketahanan ekonomi para mitra, apalagi dalam memberikan akses ke pendapatan,” katanya.

“Melihat tantangan dan risiko ekonomi global yang masih cukup tinggi kedepan, skema seperti ini diharapkan dapat terus hadirkan peluang ekonomi bagi para pekerja informal serta menjaga resiliensi ekonomi domestik,” ujar dia.

Head of Region and External Relations Gojek Gede Manggala menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi mitra pertumbuhan bagi mitra pengemudi taksi dan ojek online, pengusaha kuliner di ekosistem.

“Ini sejalan dengan strategi kami mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujar Gede.