Traveloka dikabarkan mencatatkan kenaikan pendapatan 75% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi US$ 225,9 juta atau sekitar Rp 3,4 triliun tahun lalu. Kerugian pun menurun.
Hal itu dikutip dari VentureCap Insights, berdasarkan laporan yang disampaikan kepada regulator di Singapura.
Berdasarkan laporan tersebut, kerugian Traveloka turun dari US$ 138,2 juta pada 2021 menjadi US$ 98,2 juta tahun lalu.
“Sementara kas dan setara kas US$ 108,9 juta,” demikian dikutip dari Tech In Asia, Rabu (23/8).
Namun beban operasional naik 14,9%, terutama iklan dan promosi meningkat 42,8%. Sedangkan bonus karyawan turun 5%.
Katadata.co.id menghubungi Traveloka terkait laporan tersebut. Namun belum ada tanggapan.
Traveloka akan menutup layanan pembayaran tagihan dan isi ulang alias Bills & Top Up per Oktober. Startup ini sebelumnya menghapus layanan logistik Traveloka Send dan pesan-antar makanan Traveloka Eats.
Layanan Bills & Top Up Traveloka mencakup:
- Pulsa dan paket data
- Mobile postpaid
- Utilitas dan properti
- PLN
- Telkom & Indihome
- TV kabel & internet
- BPJS Kesehatan
- PDAM
- PBB
- Multifinance
- Kartu kredit
- Uang elektronik
- Asuransi
“Perlu diketahui bahwa semua layanan pembayaran Tagihan & Isi Ulang tidak akan tersedia lagi pada Oktober,” demikian dikutip dari aplikasi Traveloka, pada Juli (28/7). “Demi kenyamanan Anda, harap simpan kuitansi tagihan Anda untuk referensi.”
Traveloka menutup layanan logistik on-demand Traveloka Send dan pesan-antar makanan Traveloka Eats pada Oktober 2022. Selain itu, menghapus fitur Traveloka Mart pada Agustus tahun lalu.
Tech In Asia melaporkan, perwakilan Traveloka mengatakan bahwa penutupan itu menjadi bagian dari strategi dan prioritas bisnis perusahaan. “Seiring dengan bangkitnya sektor perjalanan, kami antusias ke depan ini,” kata unicorn itu tahun lalu (30/9/2022).
Traveloka menjamin proses sesuai peraturan bagi karyawan, mitra, dan konsumen di kedua layanan tersebut selama penutupan.
Khusus layanan pembayaran PLN, PBB, dan properti ditutup pada 11 Agustus.
Layanan investasi emas di Traveloka pun sudah tidak tersedia.
“Jika Anda ingin terus berinvestasi di Emas, Anda dapat membuat akun Emas baru di Pegadaian,” katanya.
Pada September 2022, Traveloka mendapatkan US$ 300 juta atau setara Rp 7,6 triliun dari BlackRock, Allianz Global Investors, Orion Capital Asia, dan Indonesia Investment Authority (INA).
CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, pembiayaan tersebut memungkinkan perusahaan memperkuat neraca keuangan seiring dengan bangkitnya industri perjalanan dari pandemi corona.